05-

72 14 1
                                    

𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.

-bagian 5 : ketahuan-

*

"Tutup dulu hapenya."

Si gadis langsung mematikan ponselnya dan mendongak menatap lelaki yang kini sudah berhenti menariknya.

"Kenapa?"

"Tunggu bentar," Ujar Suna dan pergi sembari melepaskan genggaman terhadap Roro.

Sekarang Roro hanya bisa melirik kanan kiri tanpa mengetahui apa-apa. Tidak terlalu jauh dari mall tujuannya namun tetap saja ia bertanya-tanya mengapa Suna tiba-tiba membawanya.

Ke toko bunga.

"..."

Ia berbalik dengan cepat, menunduk menghadap dinding lalu menepuk kedua pipinya dengan kencang.

Beneran nembak di tempat umum?...

"Ga boleh, ga boleh, ga boleh, ga boleh, ga boleh, ga boleh."

Pak! Pak! Pak!

Pipinya menjadi merah karena tepukan yang terlampau kencang.

Si gadis mengangkat bahunya tegap serta menyingkirkan kedua tangannya dari wajahnya, kembali berbalik menghadap jalanan dengan wajah datarnya.

"Mikir apa sih aku..."

Akan tetapi wajahnya bersemu merah.

Lain hal dengan tepukan yang dilayangkan tadi.

"Mikir apa kamu?"

Roro mendongkak dan langsung mengerjap kala tepukan dengan suara plastik yang entah berantah menyapa kepalanya.

"Hah?"

Suna terkekeh.

"Heh hoh."

Gadis itu melirik pada setangkai mawar merah terliliti plastik yang digenggam oleh Suna.

"Nih, si bunda nyuruh gue manggilin lo tadi," Ucap Suna sembari memberikan bunga itu.

"Errr... Makasih?" Balas Roro, ia malah memundurkan kepalanya sembari menerima bunga.

Apa nih? sogokan biar dimaafin?

"Tapi lo ga malik-malik pas gue panggil, gue kejar lo makin jauh."

𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang