18-

66 12 3
                                    

𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.

-bagian 18 :  kepulangan-

*

Tidak ada yang sangka, maupun disangka.

Seorang gadis kini menghenbuskan nafasnya pelan dan menunduk kala petikan terakhir diberi oleh lelaki di sampingnya.

PROK! PROK! PROK!

"WAHHHHHH!"

"Keren!!"

Atsumu bersiul kencang dari tempat para panita. Tooru entah mengapa kini menitikan air matanya karena terharu dengan suara adiknya yang merdu.

"Anjing najis!" pekik iwa saat Tooru mengusapkan ingusnya pada baju Iwa.

"Hiks— Srott! udah lama Roro ga nyanyi..."

Di sampingnya kini Kuroo tertawa mengerti.

"Liriknya nusuk Suna. Pasti."

"Gabisa bahasa enggres," balas Botuko sembari mengupil, tapi dirinya masih kagum terhadap bakat tersembunyi Roro.

Tooru tersenyum sembari mengusap air mata dengan tisu yang diberikan Akaashi, "Gue inget si Roro sambil nangis itu nulis liriknya."

"Tapi gue gatau lagunya udah jadi. Diiringin sama orangnya langsung lagi."

Lelaki itu kini memberikan senyum lebar dan acungan jempolnya kala si adik melirik ke arahnya.

"Adikku sayaaang!!!"

Roro merinding kala mendengar pekikan melemgking dari Kakaknya.

"Ekhem.." deham gadis itu pelan.

Ia tersenyum.

"Itu lagu yang kutulis... sekitar 3 tahun lalu??"

Gadis itu bertanya pada dirinya sendiri.

"Iya."

Suna membalas kendati suaranya tidak terdengar melalui mic.

Lantas Roro beralih kepadanya. Sebuah ide kini muncul di otaknya, gadis itu menyeringai.

Suna bergidik ngeri.

"Berapa lagu sih, Ter?" tanya Roro pada mic.

Teru yang mendengarnya kini berteriak, "Tiga!!"

𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang