𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.
-bagian 2 : kerenggangan-
*
Seisi kelas itu begitu hening.
Dan mungkin saja dapat membuat kerutan aneh dari seluruh manusia yang melewati salah satu kelas itu.
Hanya ada suara cekitan dari besi dengan papan nama kelas yang bergoyang bersama angin di atas pintu kelas 11 IPS 2.
Tidak ada suara apapun hingga bunyi tongkat pramuka hasil colongan dari gudang yang terjatuh diduga ikut terkejut.
"Maksud kamu apa?"
Si gadis dengan genggaman yang diisi dengan susu kotak full cream itu terdiam membeku, dirinya bingung tak habis pikir. Bukan hanya dirinya, namun juga seisi kelas serasa ingin mengorek telinganya.
"Ayo pacaran?" balas lelaki di hadapannya.
"Hah?"
Semuanya pasti akan menghiraukannya jika yang mengatakan itu adalah Atsumu atau Terushima. Layaknya hal yang sudah biasa.
Namun,
Siapa yang akan mengira jika kali ini seorang murid kalem tapi garem yang selalu beruntung di pelajaran bahasa Inggris dan diam-diam menjadi admin lambe ini akan tertular virus buaya?
Bukan hal besar tetapi ada salahnya jika yang ditanyain gitu malah nyonya kanjeng Roro.
Sulit dipercaya. Terlebih si lelaki terlihat terlalu santai untuk situasi tidak terduga ini.
Bisa dilihat bahwa dirinya yang hanya mengunyah cilok pedas dari bungkusan plastik yang di genggam tangannya.
"Jangan hah heh hoh, jawab aja."
Gadis itu mengerenyit tak suka.
"Candaan kamu jadi kayak Sumu sama Teru ya sekarang."
"Udah ah minggir! aku mau ke kantin lagi," ucap si gadis dan mendorong bahu jangkung di hadapannya.
"Gue serius."
Brakk! Bruk! Gedebrak!
Seketika suara bising dibuat oleh dua bocah sepaket dari pojok kelas, keduanya tidak sengaja menjatuhkan piramida bangku yang disusun seperti takhta dari hasil karya gabut Noya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.
Fanfiction𝒔𝒉𝒂𝒅·𝒐𝒘 //𝑆𝐻𝑎𝑑𝑜̄// ' ᵇᵃʸᵃⁿᵍ ᵇᵃʸᵃⁿᵍ ' - (Radirintaro_): INABAKTIFESS_ want to send you a massage. (INABAKTIFESS_): | Rin, besok kerkom pas pulsek ya hah | ...