Heesung lagi badmood, dia lagi kesel parah. Soalnya pagi ini pas ada kuis, dia malah dipanggil pak Max buat bantu ngurus olimpiade yang akan diadakan dua Minggu lagi.
Jadinya dia nggak bisa contekan sama anak kelas, padahal sudah direncanakan.
Hngg... Heesung kesal kawan.
"Kok wajahnya muram. Kenapa kak ?."
Heesung mengangkat kepalanya. Terpampang wajah Ej yang sedang asik menyedot es Kiko. Rasa anggur sepertinya.
"Gebetanku nggak peka. Aku capek ngode."
Ej mengambil tempat duduk di depan Heesung. Wajahnya langsung di buat serius.
"Sama aku aja yuk. Aku juga nggak ada yang gebet."Heesung menghembuskan napas berat, lelah dengan Ej.
"Ej, aku nggak gitu. Kalau iya, juga aku bakal milih-milih. Minimal seukuran Gabriel prince." Heesung kembali mengaduk susu dihadapannya.
"Iya-iya aku bercanda. Tapi kalau serius juga nggak masalah. Aku udah punya bibit hiyahiya soalnya. Jadi ayo cerita, siapa tahu aku bisa nambah beban masalah kakak."
Dengan lesu Heesung pun menceritakan pasal ia yang suka kepada teman satu angkatannya, yang diangguki oleh Ej pertanda ia paham.
Dan dilanjutkan dengan Heesung yang meminta saran serta bantuan agar si gebetan bisa peka.
Ej menggebrak meja lumayan keras membuat beberapa pasang mata menatap heran kearah mereka.
"Gampang. Kakak cari tahu aja semua hal tentang gebetan kakak. Catat semua yang penting, semacam kesukaan dia, hal-hal yang sering dan dia suka. Catet, apapun itu. Saran aja ya kak, kakak sering-sering bawa buku kecil yang khusus."
Heesung dibuat takjub oleh saran dari Ej. Padahal selama ini Ej itu jarang bisa memberikan solusi. Biasanya dia sering memberikan masalah soalnya.
"Wah. Terimakasih atas sarannya."
***
Mulai detik itu Heesung langsung pergi menuju kelas IPS tiga, dan melihat apa yang sedang Hitomi lakukan.
Pertama-tama Heesung mencatat hal yang disukai Hitomi. Jawabannya Sasuke.
Hal yang suka dilakukan. Menggambar.
Potensinya adalah bidang seni menggambar dan bisa dengan cepat menguasai beberapa bahasa asing.
Heesung makin percaya diri nih buat mengajukan diri sebagai pendamping hidup. Mengalahkan si bajingan Sasuke sialan itu.
Saat sedang asyik-asyiknya mencatat. Tiba-tiba Hitomi keluar bersama Isa.
"Ehhhh... Heesung ngapain disini. Masuk aja, kelas IPS tiga terbuka lebar buat ketua OSIS.""Ahahhaha. Iya... Nanti aku masuk."
Isa yang melihat sesuatu ditangan Heesung langsung menariknya cepat. Kepo dia tuh, siapa tahu lagi ada razia dadakan. Rambut isa ada yang berwarna soalnya. Cuma itu ketutupan rambut luarnya.
"Ketua lagi razia ya ?."
Heesung panik. Jangan sampai Hitomi lihat. Soalnya-
"Penting. Hitomi suka..." Isa mengernyitkan dahinya. Ini bukan buku razia ternyata. "Aku balikin. Aku kira tadi buku razia."
"Kok ada namaku. Hal yang disukai... Heesung kenapa ?." Hitomi menggembungkan pipinya. "Kan bisa tanya aku langsung kalau mau wawancara."
"Hehehe. Nggak papa kok. Cuma buat informasi buku biodata."
"Ohh. Tapi kok pertanyaan aneh ya."
Heesung menatap Hitomi lembut. Tangannya mengusap rambut Hitomi pelan.
"Soalnya sekecil apapun itu. Kalau tentang kamu, pasti penting."Isa membungkam mulutnya. Ini terlalu uwu buat dia yang cuma bisa lihat do'i dari balik layar.
"Hehe... Rambutku baru aja disisir lo. Jangan di berantakin"
Gapapa. Heesung udah siap kok sama jawaban yang bakal dikasih. Cuma ya gitu, gak nyangka aja kalau bakal begini.
(ノಠ益ಠ)ノ彡┻━┻
______
Kasih Heesung semangat biar dia bisa kuat menghadapi ketidak pekaan Hitomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] Catatan Juang : Lee Heesung [✓]
Teen Fiction"Hitomi kamu punya rumah nggak ?." "Punya. Kenapa ?." "Pas banget nih. Aku punya tangga. Udah cocok nih kalau mau bangun rumah tangga." ____ Berisi catatan perjuangan Lee Heesung untuk membuat Honda Hitomi peka. [Side story Kita : Jake Shim] Start...