Dukun dan sebuah Kartu Keluarga

38 10 0
                                    

Anak-anak kelas sepuluh dan sebelas sedang pusing. Oke kecuali IPS tiga.

Mendengar kabar ujian yang akan dilaksanakan Minggu depan membuat mereka mual.

"Udah ah. Aku mau nikah aja." Jay menarik mangkok mie ayam milik Ej yang masih penuh.

"Hushh sana."

"Ada yang lihat dimana pengumpulan KK buat kelas dua belas nggak ?."

Kyla dan Ryujin langsung berlari kearah yang Sunghoon tunjuk. Kebetulan di jalan bertemu dengan Hitomi dan Soojin. Di sisi lainnya ada Isa yang penampilannya nggak jauh berbeda dengan Soojin, penuh cat.

"Mau ngumpul KK juga nggak ?."

Hitomi mengangkat Kartu Keluarga ditangannya.. wajahnya senyum cerah, berharap ada yang sadar kalau hari ini dia berbeda.

"Wahh. Bareng ya, aku sama Kyla nggak tahu dimana."

***

"Ehehehehe. Nama bapakmu lin ini ?."

Guanlin mendelik saat Heesung melihat kartu keluarga miliknya. Ini adalah salah satu alasan kenapa Guanlin nggak suka saat staff tata usaha menyuruh mereka untuk membawa benda yang satu ini.

"Namanya agak Chinese ya."

"Selanjutnya." Baru saja akan menyahut. Suara Sieun lebih dulu menghentikan keduanya.

"SIEUN INIIII." Ryujin langsung meletakkan Kartu Keluarga miliknya dan milik Kyla. "Kelas dua belas IPA dua."

"Oke."

"Wahhh... Hitomi. Kamu ganti warna rambut ya."

Hitomi yang sejak tadi cemberut langsung tersenyum lebar begitu ada yang menyadari perbedaannya.

"Hehe... iya."

Rambutnya yang sebelumnya berwarna hitam, dicat berwarna ungu gelap bercampur merah gelap. Kesannya nggak kelihatan kalau dia ganti warna. Tapi Heesung dengan kekuatan bucin nya berhasil melihat perbedaan tersebut.

"Kamu cuma ganti warna rambut kan. Bukan pergi ke dukun terus pasang pelet ?. Heran aja tiap hari aku jadi makin sayang." Sekelompok anak-anak yang berada disekitar mereka langsung pada buang muka. Enggan mendengar gombalan Heesung yang katanya bikin eneg.

"Enggak." Jawabnya main-main. "Sieun ini punyaku." Heesung langsung meletakkan miliknya dibawah kartu keluarga milik Hitomi. Dia menunggu momen ini, alasannya supaya Guanlin dan yang lainnya nggak perlu tahu nama bapaknya.

"Ehh... Kok." Hitomi mengganti letak posisi kertasnya. Iseng-iseng membaca nama keluarga milik Heesung dan miliknya. "Sung. Kayaknya Kartu keluarga ku beberapa tahun lagi bakal keliatan bagus deh kalau ada nama kamu di nomor urut paling atas."

Sieun meletakkan pena ditangannya ke meja agak keras. Menghentikan bising-bising beberapa orang yang menunggu giliran.
"LANJUT AJA. GAPAPA."

___
Bantu aku promosi in ceritaku yuk.^^

🙏

[#2] Catatan Juang : Lee Heesung [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang