[#2] Catatan Juang : Lee Heesung [✓]

Gelap dan Terang

Anak-anak Pramuka sedang mengadakan acara persami untuk makrab bulanan. Nggak tahu deh apa alasan Jaehyuk ngajak mereka. Jaehyuk itu Pradana ngomong-ngomong.

Yang tentunya dalam kegiatan besar seperti ini, kehadiran anak IPS tiga tidak bisa dilewatkan. Sangat perlu, untuk tali menali dan lainnya. Contoh nyata adalah Doyum dan Jinsung yang harus berperan menjadi hantu.

Pokoknya cuma Jaehyuk yang tahu buat apa ini semua.

"Wah. Lumayan banyak yang ikut." Heesung pengen rasanya menggoyangkan kepala Jaehyuk. Kan dia yang menulis di suratnya bahwa itu wajib. Jadi mau tak mau seluruh siswa ikut.

"Kamu nanti sambutan ya. Selain pembina dan Pradana, sambutan ketua OSIS juga perlu."

"Iya."

***

Acara berlangsung cukup bagus, selain menguras energi dan emosi. Acara makrab ini juga menguras dompet.

Lain kali Heesung harus bisa pilih yang bagus buat pradananya.

Heesung yang sedang sibuk menunggu ponselnya penuh hanya bisa menoleh kiri dan kanan. Soalnya gelap, takut dia kalau tiba-tiba yang pakai baju hantu muncul buat ngagetin. Heesung belum siap mental.

"Heesung, ada colokan yang kosong gak ?." Anggap saja Heesung ketiban rejeki.

"Oh ada nih satu." Heesung mencabut salah satu charger entah milik siapa, yang penting ayangnya bisa ngecas. "Sini sini."

Sembari menunggu, Hitomi juga ikut duduk di depan Heesung. Dia sibuk mainin sesuatu yang ditemuinya di dalam tas.

"Gelap gak Hit ?."

"Iya. Kenapa disini nggak dipasang lampu ?."

"Kabelnya putus. Ngomong-ngomong tahu kan alasan kenapa bulan butuh sinar matahari buat menerangi malam ?."

Hitomi mengangguk setuju.

"Nah. Sama kayak aku yang butuh kamu buat menerangi hidupku supaya nggak gelap."

Hitomi tertawa agak keras. Heesung lagi ngegombal lo, bukan ngelawak.

"Hahahaha. Iya deh. So sweet banget."

Heesung tersenyum di balik kegelapan. Apakah ini tanda-tanda perasaannya akan dibalas ?.

"Tapi kan sung. Kita bisa pakai lampu."

Dahlah.