Aku dan Lukisan

53 12 0
                                    

Sebagai ketua OSIS yang berdedikasi tinggi terhadap anak-anaknya. Heesung pasti bakal rela pergi keluar dari wilayah sekolah bersama Geonu untuk membeli konsumi bagi peserta yang sedang latihan untuk lomba.

"Bagiin ke yang disana." Heesung menunjuk kearah ujung koridor, tempat penataan miniatur model bangunan yang sedang dikerjakan anak-anak IPS tiga. "Biar ini aku aja."

Segera Heesung berjalan menuju bagian lainnya. Ke tempat anak-anak yang sedang melukis.

"Isoma. Ayo makan dulu. Aku beli yang dekat kantor polisi, samping Indomaret, depannya ada loundry. Terus yang cat temboknya warna ungu muda sama etalasenya pasti rendang nya selalu habis."

Sungwon dan Jiyoon langsung semangat empat lima. Keduanya langsung berlari mencuci tangan dan mengambil nasi yang Heesung bawa.

"Terimakasih pak ketua. Jake nggak ikut ya ?." Jiyoon mengedarkan pandangannya mencari si mas calon pacar.

"Enggak. Dia lagi nugas di kantor. Tadi dia pesan. Kamu jangan lupa makan, biar nggak sakit." Jangan percaya, itu bohong. Itu alibi, supaya Jiyoon nggak banyak nanya. Heesung yang agak nolep gabisa deket Jiyoon yang terlalu hyperaktiv.

"Oh. Oke."

"Hitomi. Ayo makan dulu." Hitomi yang baru saja kembali dari wastafel langsung duduk di depan Heesung yang sudah mulai membuka bungkusan makannya. "Kamu kalau ngekukis, inspirasinya apa sih ?."

Hitomi mengangkat bahunya. Dia random soalnya. Nggak nentu.
"Apa aja sih. Kadang kalau kepikiran roti awan. Ya aku gambar. Jadinya apa itu urusan belakangan. Emang kenapa ?. Mau Heesung pakai buat buku potensi ku ya ?."

Heesung menggeleng. Lebih memilih fokus dengan lukisan yang baru saja Hitomi gambar. Masih empat puluh lima persen.
"Enggak. Heran aja. Soalnya lukisan mu suka beda." Hitomi yang tidak paham hanya bisa menatap Heesung bingung. "Iya beda. Biasanya pelukis itu melukis pemandangan atau benda-benda sekitar. Tapi kalau kamu malah melukis kenangan indah bareng aku."

Hitomi yang mendengarnya langsung menundukkan kepalanya. Bahunya sedikit bergetar.
"Heesung. Kamu jangan ketularan Jiyoon."

Heesung kira Hitomi menangis. Tahunya sedang tertawa, YANG DEMI APAPUN. ITU LUCU BANGET.

HARUSNYA TADI DIA BAWA PONSEL.

_____
sumpah we
Hitomi ketawa itu asliii...
Saya meragukan orientasi saya sendiri...

[#2] Catatan Juang : Lee Heesung [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang