Terbangun dalam keadaan hangover adalah hal yang menyebalkan, dengan mata yang masih terpejam Saint pijat keningnya berharap itu berguna untuk menghilangkan denyut sakit pada kepalanya. Tekstur empuk dari ranjang besar membuatnya nyaman dan betah berlama-lama. Ia coba ingat apa yang terjadi semalam. Memori terakhirnya hanya sampai ia yang berada di minimarket untuk membeli minuman penghilang mabuk. Sedikit heran karena biasanya setelah meminum cairan itu rasa mabuknya akan hilang pada keesokan hari.'Apa aku sudah benar-benar meminumnya? Kenapa aku tidak ingat bagaimana aku pulang?'
Pertanyaan itu hanya menggema di kepalanya, Saint tarik selimut tebal hingga sebatas dada kemudian menghirup aroma mint menyegarkan yang menyapa penciumanya.
'Aroma mint? Sejak kapan aku mengganti aroma kamarku?'
Masih dengan mata terpejam ia mencoba mengingat banyak hal, Jelas ia tak pernah menyuruh asisten rumah tangganya untuk mengganti pengharum ruang ataupun aroma sabun untuk mencuci selimut, apalagi mint bukan aroma yang ia suka, terlalu maskulin. Jadi bagaimana bisa…
'Apa aku tidak di kamarku? Tapi… '
Ia paksakan matanya yang terasa berat untuk terbuka lebar. Duduk di atas ranjang besar dengan pandangan mata mengedar. Kamar luas dengan nuansa serba biru laut menjadi hal yang pertama kali ia lihat. Kemudian foto berbingkai yang menampilkan dua pria tengah bergurau.
Satu diantara pria dalam foto terlihat tidak asing namun ia tidak ingat pernah lihat di mana. Fakta yang dapat ia simpulkan, Jelas sekali ini bukan kamarnya.
Saint kemudian periksa penampilannya, kemeja putih lengan panjangnya masih sama seperti kemarin, pun begitu dengan celana panjang berbahan kain. Mungkin yang berubah hanya jas nya sudah tanggal entah kemana, juga dasinya yang sudah longgar namun masih menggantung di leher. Di tengah kebingungannya seorang wanita cantik dengan setelan maid masuk ke kamar dimana ia berada, sebuah nampan berada di tangan dengan mangkuk yang entah apa isinya.
"Permisi Tuan."
"Ya?"
"Tuan wayar meminta saya membawakan anda bubur dan penghilang mabuk setelah anda bangun." Wanita itu berujar seraya meletakkan nampan berisi hal yang telah ia sebutkan.
"Tuan wayar?" Saint bertanya, dahinya berkerut samar. Nama ataupun marga wayar terasa asing di telinganya. Sebenarnya siapa pria itu dan bagaimana dirinya ada di rumah pria itu?
"Benar."
"Siapa dia? Dan bagaimana aku bisa di sini?"
"Maaf Tuan. Tetapi bukan hak saya untuk menjelaskan. Tuan wayar sedang gym dan akan kembali sebentar lagi jika anda ingin bertanya."
"Baiklah. Terima Kasih? I guess… "
"Saya permisi Tuan."
"Ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaintSee Universe ✓
FanfictionZaintSee itu sebuah universe. Semesta dimana Zee dan Saint menjadi pusatnya. Kisahnya beragam, suka dan duka mewarnai. Entah kapan dan bagaimana dimulainya, tapi keduanya selalu menjadi tokoh utama pemegang tahta tertinggi dalam semesta ZaintSee, de...