ZaintSee itu sebuah universe. Semesta dimana Zee dan Saint menjadi pusatnya. Kisahnya beragam, suka dan duka mewarnai. Entah kapan dan bagaimana dimulainya, tapi keduanya selalu menjadi tokoh utama pemegang tahta tertinggi dalam semesta ZaintSee, de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( Zeepruk panich, 25 tahun, wakil direktur perusahaan Panich )
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( Saintsup, 25 tahun. Manager keuangan sebuah perusahaan ternama. Kekasih Zee )
Pagi menjelang siang dengan cuaca yang cukup terik tak menyurutkan semangat zee yang sedang berlari dan berusaha mengejar saint yang sedari tadi terus mengejeknya, kedua sejoli ini sedang berada di taman belakang rumah zee.
"Ayo phi, tangkap aku.." saint berkata dan terus berlari, sesekali pria manis itu menengok kebelakang untuk melihat zee yang sudah terengah karena sudah mengejarnya selama setengah jam namun tak mau menyerah.
"Awas kau yaa.. hahh" kata zee masih dengan senyum di bibirnya yang sedikit pucat. Saint yang melihat itu memperlambat langkahnya, menatap zee dengan rasa khawatir di wajahnya.
"Kena kau... Hahaha.." zee menangkap dan mendekap saint saat pria manis itu larut dalam pikirannya. Karena tidak sigap dengan zee yang berlari dan menubruknya menyebabkan keduanya terjatuh di rerumputan, keduanya saling pandang sesaat kemudian tertawa terbahak bersama.
"Aku mencintaimu.." ucap zee setelah tawanya mereda.
"Aku tau.." ucap saint dengan mata menatap tepat pada manik hitam zee.
"zee.. nak, kau dimana? Sudah waktunya makan siang dan minum obat." Suara dari seorang wanita paruh baya mengalihkan atensi keduanya. Wanita tua yang masih terlihat cantik itu memanggil anaknya dari ujung pintu belakang rumah mereka yang langsung menghadap ke halaman belakang tempat zee berada saat ini.
"Baik ibu.." teriak zee.
"Tsk, dasar wanita tua itu selalu saja mengganggu kita." Bisik zee pada saint
"Dia ibumu, ingat? Pergilah sebelum dia marah."
"Baik, tapi kau harus makan bersama ku." Ucap zee sembari bangkit dari duduknya kemudian menarik saint agar berdiri dan berjalan masuk ke dalam rumah.
"Duduklah.." zee menarik kursi meja makan sebelah kanan, meminta saint agar duduk di sana, kemudian dia menarik kursi sebelah saint untuk dirinya sendiri. Sedangkan di depan zee duduk nyonya panich yang memandangnya dengan tatapan -Menyakitkan- yang tidak ingin zee pahami.
