Ruangan besar terasa sunyi, tidak ada suara selain dari denting jarum jam dinding yang tengah bekerja menunjukkan waktu pada makhluk semesta. Sementara sang mahkluk sendiri tengah sibuk dengan urusan dunia. Fokusnya pada kertas di tangan bertajuk kontrak kerjasama tak teralihkan barang sedikitpun, meski sebenarnya ia telah melewatkan jam makan siang dan perutnya bergemuruh suarakan protes untuk segera diisi. Dahinya berkerut saat temukan deret kalimat pada salah satu poin yang tak sesuai keinginan diri. Mungkin hanya menguntungkan salah satu pihak.
Tangannya raih gagang telepon kabel yang terletak disisi kiri. Menekan angka dua yang langsung tersambung pada telepon yang ada di meja sang sekertaris. Beberapa menit setelahnya seorang pemuda berperawakan mungil memasuki ruangan setelah mengetuk dua kali.
"Yes sir? Anda membutuhkan sesuatu?" Jungwon bertanya setelah berdiri di depan meja sang atasan, bersiap melakukan perintah yang mungkin akan diterima.
"Ya. Ada yang tidak sesuai dari kontrak kerjasama yang diajukan perusahaan Wayar. Hubungi sekertaris nya dan katakan aku ingin meeting secepatnya."
"Yes sir, akan saya lakukan." Sekertaris muda itu menjawab cepat. Tipe pekerja yang tanggap dan gesit.
"Apa jadwalku setelah ini Jungwon?"
"Anda ada meeting dengan sekertaris dari Tuan Kim Namjoon di restoran Cina pukul tiga Tuan. Itu jadwal terakhir anda hari ini." Ujarnya setelah mengecek jadwal yang ia simpan apik di aplikasi note pada iPad yang berada di tangan kiri.
"Sekertaris Kim Namjoon? Kenapa bukan Namjoon sendiri yang meeting?"
"Tuan Namjoon mengirimkan permintaan maafnya tentang ini. Beliau berpesan ada pesta pernikahan kolega yang harus ia hadiri dan tidak bisa ditinggal. Tapi Tuan Kim juga berpesan akan segera menghubungi anda untuk minum Soju bersama sebagai permintaan maaf."
"Tsk, pria itu. Baiklah, itu saja. Kembali ke mejamu wonie." Fokusnya baru saja akan kembali pada berkas lain yang menumpuk di atas meja jika saja sang sekertaris tidak mengintruksi.
"Maaf jika saya lancang. Tapi apa Tuan Zee ingin saya pesankan sesuatu? Anda belum makan sejak pagi."
"Mungkin nanti. Pekerjaan ku masih sangat menumpuk."
"Tapi Tuan..."
"Kamu tahu kan dua hari lagi peringatan kematian kakakku yang kedua tahun, dan Minggu depan hari pernikahan Leo dengan Jung Hoseok. Jadi aku harus menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk supaya semua berjalan lancar."
"Maaf sekali lagi. Tapi Sir, setidaknya makanlah sesuatu. Anda lembur satu Minggu penuh. Jagalah kesehatan anda."
"Baiklah. Kau makin cerewet akhir-akhir ini oeh? Pesankan aku Mie pedas bumbu kari kalau begitu."
"Maaf atas kelancaran saya." Jungwon menunduk dalam, merasa tidak enak hati sebab ucapannya seolah telah mengatur sang atasan.
"Bukan masalah. Aku sudah menganggap mu layaknya seorang adik. Aku senang kau perduli."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaintSee Universe ✓
FanfictionZaintSee itu sebuah universe. Semesta dimana Zee dan Saint menjadi pusatnya. Kisahnya beragam, suka dan duka mewarnai. Entah kapan dan bagaimana dimulainya, tapi keduanya selalu menjadi tokoh utama pemegang tahta tertinggi dalam semesta ZaintSee, de...