Stuck in Pain ◉2◉

116 15 8
                                    

‼️ᴛʀɪɢɢᴇʀ ᴡᴀʀɴɪɴɢ‼️

🚫 𝙿𝚊𝚛𝚝 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝙰𝚌𝚚𝚞𝚊𝚒𝚗𝚝𝚊𝚗𝚌𝚎 𝚁𝚊𝚙𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚅𝚎𝚛𝚟𝚊𝚕 𝚅𝚒𝚘𝚕𝚎𝚗𝚌𝚎. 𝙳𝚒𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚝𝚛𝚊𝚞𝚖𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚗𝚐𝚔𝚞𝚝 𝚍𝚞𝚊 𝚑𝚊𝚕 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚎𝚋𝚞𝚝 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚞𝚜𝚔𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊, 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚌𝚞 𝚝𝚛𝚊𝚞𝚖𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚛𝚒. 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚘𝚖𝚋𝚘𝚕 '🅱🅰🅲🅺' 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚕𝚊𝚢𝚊𝚛 𝚙𝚘𝚗𝚜𝚎𝚕 𝚊𝚗𝚍𝚊.🚫

🥀

🥀

🥀

🥀

🥀

Warna jingga pertanda matahari yang mulai beranjak pergi dari singgasana menjadi warna indah yang menghiasi langit kota Bangkok di sore hari menjelang akhir hari. Peralatan dapur dan berbagai jenis bahan olahan berserakan di dapur sudut rumah keluarga Panich, Zee baru saja selesai berkutat dengan alat dapur yang jarang sekali dia sentuh.

Senyum apik terpatri di bibir, manik hitam nya menatap pada piring keramik putih dengan beberapa potong pancake dengan lelehan madu dan satu buah ceri merah besar di atasnya. Zee yang membuatnya, sengaja setelah beberapa hari sebelumnya Saint merengek ingin pancake buatannya setelah dia membual pandai dalam membuat hidangan manis itu. Semua telah siap, pancake juga sudah tersaji, dengan hati berbunga Zee melangkah kaki setelah ia melepas celemek yang sebelumnya ia pakai. Menuju kamar Saint yang berada di lantai tiga.

🥀

🥀

🥀

🥀

🥀

Saint berdiri di depan lemari besar berisi berbagai macam pakaian dari berbagai merek ternama. Sebuah jubah mandi berwarna pink pastel dengan hiasan bordir kelinci di sisi kiri bagian dada, menjadi satu-satunya kain yang membalut tubuh setengah basah Saint yang baru saja selesai mandi sore. Fokusnya mencari piyama favoritnya membuat Saint tidak menyadari saat pintu kamarnya diketuk oleh seseorang, juga tidak menyadari saat ada orang yang masuk ke kamar nya bahkan memutar kunci yang menggantung pada lubang kecil di sisi gagang pintu.

"Shinee."

Suara serak yang dalam, Saint menoleh kearah sumber suara. Berdiri beberapa langkah darinya Zeepruk menatap sang adik tiri dengan pandangan menelisik, menatap tajam pada bahu Saint yang terekspos akibat jubah mandi yang merosot dari kulit licinnya, menampilkan bahu berkulit putih Saint yang mulus tanpa cacat, mengkilap akibat bekas air mandi yang belum mengering sempurna. Saint bergetar di tempatnya, pandangan mata Zee padanya membuat perasaannya seolah mengatakan hal tidak baik akan terjadi.

Zeepruk menarik tubuh remaja manis yang berdiri tidak jauh darinya, melemparkan tubuh mungil Saint keatas ranjang besar dengan sprei berwarna broken white bermotif bunga Lily, menindih tubuh adik tirinya yang bergetar karena rasa takut yang mendera hati. Zee menatap tepat pada netra remaja manis itu. Jelaga nya mulai menggelap, sisi dirinya yang lain bangkit begitu saja menyaksikan apa yang ada di depan matanya.

Harus Zee akui, ia terusik. Terganggu akan hadirnya Saint sebagai anak kandung dan penerus resmi dari Lee Panich. Tidak, Zee bukan takut terancam akan tidak mendapatkan harta pria tua itu. Melainkan kasih sayang. Cinta dan perhatian yang Zee telah dapatkan selama belasan tahun dari ayah tirinya. Zee tidak ingin hal itu terbagi.

ZaintSee Universe ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang