Best [crush] Friend •3

113 19 9
                                    

Keseluruhan chapter merupakan sudut pandang karakter : ZeePruk.

Ini pertama kalinya aku ngetik dengan poin of view character, baru mencoba dan baru belajar. Jadi akan banyak kekurangan pada chapter ini. Kritik dan saran sangat dibutuhkan. 🖤




••••••••••

Dari mana aku harus memulai kisah ini? Namaku Zee, kata orang aku adalah anak laki-laki dengan paras rupawan, bergaris wajah tegas dan memiliki mata tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari mana aku harus memulai kisah ini? Namaku Zee, kata orang aku adalah anak laki-laki dengan paras rupawan, bergaris wajah tegas dan memiliki mata tajam. Orang bilang aku sempurna, anak tunggal dari orang tua kaya raya, belum lagi kecerdasan dalam segala bidang akademi yang menambah kadar kesempurnaan, itu yang orang lain tahu. Tapi bagiku ada yang lebih sempurna dariku.

Dia adalah......

Remaja mungil nan manis, senyumnya hangat, ceria dan pintar. Pipinya akan menggembung dengan semburat merah jika ia sedang kesal. Hatinya baik, terlampau baik hingga aku berani katakan ia bak malaikat tanpa sayap yang sengaja di turunkan ke bumi oleh sang Pemilik Semesta. Dia adalah yang berharga, seseorang yang ingin aku jaga selama sisa usia.

Namun siapa yang akan menyangka jika takdir buruk yang aku terima sebagai manusia tak mengijinkan kehendak hati. Ikatan sahabat hanya mampu aku sempatkan padanya, meski jika boleh dikata jujur. Aku Mencintainya.

Namanya Saint, tetangga satu komplek perumahan denganku. Kami kenal sejak balita. Rumah kami berada di blok yang sama. Ibuku dan bunda Saint sangat akrab, berteman baik, kami sering di ajak ibu kami ke taman komplek untuk bermain di sore hari. Masa kecil kami dipenuhi tawa dan kebahagiaan. Tanpa ada tangis yang terjadi selain ketika aku menjahili Saint dengan banyak hal, aku suka melakukannya karena Saint akan sangat menggemaskan ketika sedang merajuk, aku suka.

Sampai suatu hari ibuku meninggal karena kecelakaan di usiaku yang masih sangat kecil. Ayahku terpuruk dalam kesedihan, aku pun begitu. Tetapi Saint dan Bundanya selalu ada untukku. Sejak saat itu aku lebih sering menginap dirumahnya. Selain karena ayahku yang selalu menyibukkan diri dalam pekerjaan dan tidak punya waktu untukku. Kasih sayang dan kehangatan dari bundanya Saint dan keluarganya juga menjadi alasanku lebih dekat dengan mereka.

Waktu terus berjalan, aku dan Saint semakin tak terpisahkan. Aku menyadari perasaanku pada Saint lambat laun mulai berubah, ada rasa berbeda di hatiku, semacam debaran menyenangkan yang timbul dari kedekatan kami. Di usiaku yang masih dua belas. Mungkin masih terlalu dini membahas soal hati, tapi aku yang memang memilih sifat dan pemikiran dewasa sudah memahami akan perasaan yang mulai menghangat dan tumbuh di hatiku untuknya.

Lambat laun, aku melihat gelagat yang sama dari sahabatku. Saint, remaja manis itu menunjukkan perhatian padaku lebih dari biasanya, dia juga lebih manja dari sebelumnya. Mungkin dia tidak menyadari perubahan sikapnya tapi aku tahu bahwa kami ternyata memiliki perasaan yang sama. Banyaknya waktu kebersamaan kami, membuatku dengan mudah menebak isi hatinya.

ZaintSee Universe ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang