More than friend •³•

70 10 12
                                    

Terkadang cinta tak selalu dengan keindahan, rasa berbunga dan debar menyenangkan. Kadang cinta juga datang bersama lara tak terduga yang mau tidak mau harus diterima.

Sepasang tubuh yang telanjang sedang saling mendesah dan bergulat di atas ranjang salah satu unit apartemen mewah di tengah kota Bangkok. Pria tampan dengan tubuh kekar, kulit kecoklatan dan rambut hitam pekat sedang menindih seorang pria cantik dengan tubuh jangkung nan indah. Pria berkulit putih dengan rambut sedikit memanjang itu sedang mendesah tertahan akibat bibirnya yang terus menerus dicumbu oleh pria dominan di atasnya. Saling bersahut desah dan mengais nikmatnya surga yang fana. 



Pukul 08.00, Pagi..

Sedang di tempat lain, udara hangat pagi hari di negara Thailand menyambut kedatangan dua anak adam yang baru saja menginjakkan kakinya di negara tercintanya sejak pergi berlibur sepekan sebelumnya. Dengan kaos hitam lengan panjang yang melekat pada tubuhnya, celana jeans yang melengkapi penampilannya, juga mantel yang ia sampirkan di tangannya, Pria manis yang memutuskan mewarnai rambutnya dengan warna blonde saat masih di negara Korea itu berjalan beriringan dengan sahabatnya. 

Dua pria dengan pesonanya masing-masing membuat siapapun yang melihat akan jatuh cinta pada pandangan pertama. Seisi bandara internasional Bangkok seketika riuh saat mengetahui bahwa dua idola terkenal negara mereka sedang berada di bandara tanpa pengawalan dan tentu saja hal ini membuat siapapun yang berada di sana berkerumun untuk berjabat tangan, mengambil foto atau sekedar melihat idola mereka dari jarak dekat. Beruntung petugas keamanan segera datang dan mengontrol keadaan.

"Huhh melelahkan." Saint, si pria manis mengeluh sesaat setelah ia berhasil masuk kedalam mobil yang sudah disediakan supirnya di depan area kedatangan.

"Kamu lelah? Tidurlah. Aku akan membangunkan mu saat kita sampai." Zee yang duduk tepat di sebelah si pria manis, mengelus rambut blonde sang sahabat, memandang wajah Saint yang terlihat letih.

"Aku lelah tapi aku akan langsung menuju apartemen Perth." Saint berkata dengan senyum penuh binar harap di wajahnya. 

"Saint, kamu bisa ke sana malam nanti. Setidaknya istirahatkanlah badanmu lebih dulu."

"Tidak Ze, aku sungguh sudah merindukan dia dan membayangkan wajahnya saat dia menerima kejutan dariku sudah cukup mengobati lelahku." Ujaran itu penuh kecerian, rasa lelah pada tubuhnya sama sekali tak terasa saat rasa rindu lebih mendominasi hati. 

"......." Zee terdiam, binar kebahagiaan dari wajah Saint membuat Zee tak mampu menahan pria itu untuk tidak melakukan apa yang ia inginkan, meski Zee merasa seperti hatinya tidak rela jika Saint-nya pergi menemui pria lain yang berstatus kekasih dari pria manisnya.

"Zee, kamu baik-baik saja?"

"Ya, sekarang setidaknya tidurlah, aku akan membangunkan mu jika kita sampai." 

Ekspresi datar tak terbaca yang Zee tampilan tak mampu Saint pahami sedikitpun. Saint memilih menyandarkan kepalanya di bahu sang sahabat. Memejamkan mata guna mengistirahatkan tubuhnya, rasa lelah yang melanda dirinya membuatnya terlelap dalam hitungan menit. Sedang Zee yang masih terjaga memandang si pria manis dengan tatapan sendu, tatapan mata yang mampu menggambarkan segalanya, segala isi hati yang sedang ia rasakan namun sayang Saint si pujaan hati tak mampu menebak hal tersebut.

Zee menyandarkan kepalanya pada jendela mobil, memandang suasana pagi hari kota bangkok yang mulai ramai dengan kendaraan. Para pekerja kantor juga para pelajar yang memulai aktivitas mereka. Pagi yang cerah dengan matahari yang bersinar tak begitu terik. Zee mengejek dirinya sendiri dalam hati, Pagi yang cerah dan berbanding terbalik dengan keadaan hatinya yang tengah gundah.

ZaintSee Universe ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang