3

720 67 2
                                    

"ini lo semua lebih baik bantuin gue deh daripada cuman nyampah disini" kesal abian pada ketiga temannya

Dika yah boleh lah dia sibuk sama lapraknya, masalahnya itu ada pada yudha dan theo. Theo terus menatap gerakan abian dan keana sejak mereka datang, bukannya apa tapi abian sangat risih karena ditatap seperti itu oleh theo, sedangkan yudha? Cowok keturunan sunda itu hanya sibuk makan sambil menonton series Netflix, sesekali tertawa membuat konsentrasi abian semakin menipis

"gausah alay" cibir theo

"ya gimana si bian ga alay dan ga ngamuk, udah kayak bapak yang ngawasin anaknya pas diapelin ama cowonya aja lo!" ucap dika yang disambut tatapan tajam theo selama beberapa detik sebelum kembali melihat kearah keana dan abian

"gue bikin maket anjir bukan bikin anak sama cewe lo" ucap abian kesal

"jaga mulut lo ye!"

"ini pada kenapa sih? Kak theo kamu kalo cuman mau berantem sama ka bian mending tunda dulu sampe aku balik, aku masih harus setor laporan sama kak mahesa besok pagi"

"lah? Besok kan minggu?" tanya theo heran

"kak mahesa tadi nelpon katanya dia perlu confirm sesuatu sama aku"

"confirm perasaan kali" asal theo

"iya kali ya? soalnya waktu itu dia bilang mau deketin aku"

"anjing juga ye si mahesa!"

"berani juga si mahesa ngedeketin cewenya theo" ucap yudha dengan nada kagum

"ini mau sampai kapan sih kamu boong? Udah hampir dua mingguan aku udah bosan dipanggil cewek kamu muluu" rengek keana masih sibuk dengan pekerjaannya mengoleskan lem sesuai perintah abian

"boong?" tanya yudha dan abian bingung

"gue tuh bukan ceweknya kak theo"

"LAH?!"

"ga usah lebay" cibir theo

"ya trus lo siapa dong? Ttm? Dedek gemesnya? Ato hts an?" tanya yudha penasaran

"adeknya" bukan theo maupun keana tapi itu suara dika yang membuat semuanya menatap kearah lelaki berkaca mata itu

"kak dika tau?"

"lo lupa gue temen SMA nya si theo? Si Nathan itu juga temenan sama gue"

"jadi lo pura-pura aja ga tau gituh?" tanya yudha

"ya ga juga, gue cuman ga ngomong karena gue paham dari dulu nih si theo ga mau adiknya ke spill, takut dia kalo adiknya dideketin lo pada"

"yaelah"

"gausah sok asik lo anjing, gue tau yah track record lo pada"

"pantesan aja posesifnya keterlaluan" cibir abian

"lo yang paling gue tandain bi"

"paan dah? Perasaan gue ga ngapa-ngapain?"

"soalnya lo buaya rawa"

"bangsat! Lo buaya ragunan"

"nih si yudha yang buaya air asin aja kaga ribut" ucapan dika membuat yudha menatapnya kesal

"bangsat!"

.

.

.

"chat tan sama siapa sih? Tuh hp kalo bisa udah bolong kali lo liatin mulu" mendengar cibiran dari mahesa, sontak cowok yang mengenakan kaus putih oversized itu tertawa pelan

Limerence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang