"you good? Oh sorry, it's wrong question" ucap Claire begitu melihat abian yang sejak keana masuk rumah sakit terlihat tidak seperti abian yang biasanya, sedangkan yang diajak bicara hanya tertawa pelan
"sorry banget nih Claire, gue tau gue ini emang selalu bikin cewek-cewek oleng tapi masalahnya sekarang gue udah ada hati yang harus dijaga, mana lo lagi deket sama calon kakak ipar gue" sontak Claire menyesal sudah mengajak abian bicara bahkan sempat mengkhawatirkan cowok itu
"geer banget bangsat" cibir yudha
"makasih yud udah wakilin hehe"
"yaelah, gini-gini juga lo pernah nyusulin gue sampe ke fakultas teknik cuman karena ga bales chat dua hari ye" cibir abian tidak terima
"kan dulu aku kena pelet kamu" sontak teman-teman abian tertawa mengejek kearah abian
"wadoh beneran pake pelet si buaya rawa" ucap Julian
"jadi semua korban-korban lo tuhh hasil pelet bi?" tanya keenan usil
"lah kok ga mempan sama si ken?" tanya Johnny ikut-ikutan mengusili abian
"ENAK AJA PAKE PELET! GUE NATURALLY ATTRACTIVE YA!"
"berisik banget lo! Ini rumah sakit kalo lo lupa" tegur theo yang baru saja keluar dari ruangan keana
"aku jenguk ken sekarang boleh?" tanya Claire yang dijawab anggukan oleh theo
"dia juga kayaknya lebih pengen ketemu sama lo, tau sendiri adek gue bucin sama lo"
"yaudah aku duluan ya semuanya" pamit Claire sebelum masuk kedalam ruangan dan tidak lama kemudiaan terdengar seruan senang keana, "YAAMPUN CALON KAKAK IPARKUHH"
"udah gue bilang kan tuh anak bukan cuman kaki yang kena tapi kepalanya juga!" ucap yudha
"makin-makin aja lo sama Claire, menuju theodore tobat nih?" ucap dika pada theo
"biasa aja" jawab theo singkat
"tenang aja kakak ipar, dia udah move on dari gue kok" celetuk abian yang mendapat tatapan tajam dari theo
"lo panggil gue kakak ipar sekali lagi, lo gue bonyokin sampe masuk rumah sakit"
"ih galak :("
"btw si jevan mane? Si Nathan juga kaga keliatan, biasanya tuh dua udah kayak kembar tiga sama ken alias nempel mulu" tanya yudha
"mereka ada kelas, katanya emang lumayan padat minggu ini tapi rencananya sih pada mau kemari agak sore mumpung besok weekend" jelas theo
"lah udah kaga marah ama si jepan?" tanya yuda, biasalah si kompor 12 sumbu plus gas elpiji 12kg
"emang nih buaya air asin ada aja bahan ngomporinnya" cibir dika
"ya masih?! Enak aja adek gue disakitin! Cuman kemarin-kemarin dia sampe berlutut tuh dikaki gue, udah kayak emaknya aja gue. Karena ga enak diliatin terus dia juga keliatan desperate banget jadinya gue ijinin aja, ken juga ga keberatan kok. Lagian si jevan sama Nathan tuh udah temenan sama ken dari SMA jadi ya ga masalah"
"gue yang keberatan enak aja!" celetuk abian
"LO SIAPA EMANGNYA?!"
"hiks :("
"ABIANJING JIJIK BANGSAT!"
...
Jevano POV
Lagu dari Bruno mars kini mengalun indah di pemutar music yang ada di mobil gue, mobil gue masih menggunakan pewangi mobil kesukaan ken, ah rindu lagi kan gue. Lagu ini seakan menampar gue, relate lah dengan keadaan gue. Kemarin gue ga sengaja dengar pembicaraan ken dan bang bian, pembicaraan yang membuat gue memilih untuk mengurungkan niat untuk masuk kedalam ruangan itu dan hanya menggantung makanan untuk ken di ganggang pintu ruangan itu. gue mendengar bagaimana ken yang terdengar sangat berbeda dibanding sama gue dulu, gue ga tau kalau ternyata ken tidak seterbuka ini dulu sama gue, gue pikir dulu itu ken amat sangat terbuka sama gue ternyata ga. Alasan gue ga jadi masuk dan mengganggu sesi deep talk mereka adalah karena cara bang bian menanggapi ucapan-ucapan ken, bagaimana mereka berkomunikasi yang bahkan dulu ga pernah gue lakuin bareng ken. Dari dulu cuman ken yang selalu mendengar keluh kesah gue, tapi gue jarang atau bahkan ga pernah mendengar keluh kesah ken. Gue pikir ken bukan tipe orang yang overthingking tapi ternyata banyak hal yang gue ga ketahui meskipun sudah hitungan tahun mengenal ken. Tapi bang bian hanya butuh waktu beberapa bulan untuk bisa melihat dan mendengar sisi ken yang itu, sontak gue tersenyum miris. Bisa-bisanya gue ga nanya dulu soal orang tua ken disaat gue selalu main kesana, bisa-bisanya gue ga nyadar soal orang tua ken yang ga pernah kelihatan, balik lagi ternyata gue se cuek itu sama ken dulu bahkan sekedar untuk menanyakan hal apa yang dia sudah lalui sepanjang hari
Our song on the radio
But it don't sound the same
Gue teringat soal playlist bersama gue sama ken, isinya lagu-lagu kesukaan kita berdua yang akan selalu diputar kalau lagi didalam mobil, kata ken biar adil jadi ga kpop mulu walaupun gue sama sekali ga keberatan soal itu, toh Cuma lagu
When our friends talk about you
All it does is just tear me down
Cause my heart breaks a little
When I hear your name
Dulu saat gue baru putus dari ken gue galau banget dan bahkan sempet nangis, kalau kata haikal sih gue gabrut alias galau brutal. Bahkan karena bang mahes sama Nathan akrab sama ken mereka kadang ga sengaja nyebut nama ken dan gue ga tau kenapa cuman mendengar nama ken aja patah hati gue kambuh. Gue sempet heran kok bisa dia terlihat baik-baik saja setelah putus? Kenapa cuman gue yang menyedihkan? Dia masih tertawa bersama Kayla sambil membicarakan mengenai idol kpop kesukaan mereka, dia masih menyapa anak-anak bem, dan dia masih bercanda dengan Nathan sambil menikmati kopi favoritnya. Memang ken yang fell first, tapi gue fall harder
Although it hurts
I'll be the first to say that I was wrong
Oh, I know I'm probably much too late
To try and apologize for my mistakes
Butuh beberapa minggu untuk gue gak di fase galau brutal lagi, tapi tentu tidak dengan melupakan keana. Gue masih sering pake outfit gue yang merupakan favorit ken, masih sering pake hadiah ulang tahun dari ken, masih suka pake barang-barang couple sama ken, dan terlebih masih pake case hp yang ada inisial namanya ken. Tapi walaupun gue sakit hati juga, tapi gue mengakui kalau gue lah pihak yang bersalah disini.
I hope he holds your hands
Give you all his hours when he has the chance
Take you to every party
Cause I remember how much you love to dance
Do all the things I should have done
When I was your man
Gue berharap bang bian bisa memperlakukan keana lebih baik dari gue dulu, gue berharap dia bisa lebih punya waktu untuk keana karena dulu semenjak masuk bem gue jadi jarang punya waktu untuk keana. Keana ga pernah protes ataupun mengeluh, dia bahkan rela masuk bem juga demi gue, dia berusaha selalu memahami dan mengerti posisi gue. Lagi-lagi gue tersenyum miris mengingat gue yang jarang melakukan hal itu sama keana. Maaf ya ken, pacar pertama lo harus orang yang kayak gue gini.
tbc.
album beatbox b-side track nya seakan mengajak galau bersama😭😭😭😭😭 jangan lupa streaming mv nya di youtube yaaaa🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence [END]
Fanfictionhe's so tall and handsome as hell. he's so bad but he does it so well. -wildest dream, taylor swift