"lo jadi susah banget yah ditemuin?" terdengar suara abian yang membuat perempuan dengan rambut dikuncir yang anak rambutnya sudah tertempel disekitar wajahnya akibat keringat di dahinya
"loh? Yang lain mana?" tanya keana bingung
"lagi masuk matkul, si mahes nelpon gue katanya gue disuruh kesini buat perwakilan ambil urutan check sound" ucapan bian hanya direspon anggukan oleh perempuan itu sebelum kemudian kembali menggulung beberapa kabel
"kenapa pj the 127 diganti?"
"oh? Yah karena dia kadev? Udah di rapatin juga dan semua sepakat gitu"
"kenapa bukan lo aja? Lagian band gue juga bukan sekelas Sheila on7 yang harus kadev langsung yang turun tangan"
"ini cuman masalah kecil loh kak?" kalau boleh jujur keana sekarang sudah diambang batas capeknya jadi dia lagi ga mood meladeni pertanyaan-pertanyaan abian
"mahes!" panggil bian pada mahesa yang sedari tadi mengecek beberapa perlengkapan panggung
"yo bang! Kenapa?" tanya mahesa begitu tiba didepan abian
"ini gue mau nanya, kenapa pj band gue diganti? Udah dari awal kan keana yang nge approach band gue, ini kenapa malah si naya atau siapapun itu sih?"
"lah? Dia pan kadev bang? Dia juga nawarin diri katanya udah kenal sama lo pada, jadi gue pikir bakalan lebih nyaman aja gituh"
"paan dah? Sejak kapan temen-temen gue kenal sama dia? Tau namanya aja baru" bantah abian yang membuat keana dan mahesa saling bertatapan
"jadi, gimana bang? Gue minta maaf nih udah buat ga nyaman"
"gue mau pj band gue tetep keana, dia yang udah effort sampai sejauh ini jadi ngapain diganti?"
"maksudnya bang?" mahesa bingung, emang effort apa yang dilakukan keana
"lo bahkan ga tanya gimana cara dia ngebujuk gue? Wah pres bem macam apa lo?" sinis abian
"ken? Want to explain?" tanya mahesa pada keana yang kini sudah menunjukkan raut lelah
"jelasinnya nanti pas abis acara aja, daripada lo semakin merasa bersalah lebih baik lo nyuruh dia istirahat, lo ga liat dia udah mau tumbang bentar lagi?" ucapan abian membuat mahesa menatap keana, otomatis lelaki yang mengenakan kaus hitam bertuliskan music fest 2022 itu meringis melihat penampilan keana
"ken, lo istirahat aja dulu yah? Gue minta maaf, lagian semua kerja juga udah beres" ucap mahesa dengan nada lembut
"ngapain minta maaf sih kak, santai aja" ucap keana sebelum kemudian pergi kearah divisi konsumsi buat minta jatah makan siangnya
"keana cantik ya bang?"
"apaan dah?"
"ini pertama kalinya gue liat lo segininya sama cewek yah walaupun lo ceweknya banyak, deket?" tanya mahesa yang membuat abian mendelik kesal kearahnya
APA-APAAN TUH THAT CEWEKNYA BANYAK?!
"hai kak bian! Yang lain belum pada dateng yah?" sosok naya membuat abian mendengus kesal sementara mahesa terkekeh
"lo kenapa jadi sok akrab sama gue deh?" sinis abian
"gue kan pernah ikut duta kampus kak, waktu itu lo yang kasih pelatihan-
"temen-temen gue udah datang, gue siap-siap dulu hes" pamit abian pada mahesa
"bang bian protest tuh, kenapa pj band nya jadi lo"
"hah? Emang bedanya apa dah?"
"ga tau, naksir kali sama ken"
"hah? Kak bian? Naksir keana? Yakali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence [END]
Fanfictionhe's so tall and handsome as hell. he's so bad but he does it so well. -wildest dream, taylor swift