"keana se special itu ya?" celetuk sera sambil menatap kearah pintu ruangan rawat inap keana
"even lo aja se khawatir ini" sambung sera sambil menatap mahesa yang kini ikut menatapnya
"gue cuman nemenin temen-temen gue"
"yaelah, terus kenapa tuh kaki ga mau diem? Itu kebiasaan lo ga bisa bohong kak" ledek sera yang membuat mahesa kini terdiam
"gue sadar kak kalau jevan ga akan pernah liat kearah gue, munafik kalau gue bilang ga apa-apa dia move on ke cewe lain. Gue liat bagaimana khawatirnya dia sama keana, gimana paniknya dia ngeliat keana kakinya di gips, gimana dia nangis di lorong rumah sakit selama keana belum sadar, dan gimana hancurnya dia pas tau keadaan keana. Dia bahkan rela kesini tengah malam begitu dapat kabar soal keana bahkan dia masih pake celana pendek sama kaus polos belum lagi sandal rumahnya. Selama ini gue cuman liat ekspresi juteknya dia, nada sinisnya dia, tatapan ga sukanya dia ke gua. Untuk pertama kalinya gue liat ekspresi lain di wajah jevan, gue masih melihat ada cinta di mata dia kak dan cinta itu ga bakal luntur cuman karena mendapatkan cinta yang lain. Gue iri sama keana, bisa dicintai dengan sebegitunya sama jevan dan kak abian bahkan lo juga yang sempet naksir berat sama dia. She received a lot of love from everyone" mendengar penuturan sepupunya itu mahesa Cuma bisa merangkul bahu sempit sera dan mengelusnya pelan
"gue sempet ngobrol sama dia dan gue rasa gue tau kenapa banyak yang suka sama dia" ucap sera sambil menatap mahesa kemudian melanjutkan, "dimatanya ga ada tatapan menilai orang asing yang baru dia temui, dia menatap semua orang dengan cara yang sama tanpa peduli siapa orang itu dan gue entah kenapa merasa dimengerti. Gue yang bahkan bareng sama dia hanya dalam waktu hitungan haripun tau kalau dia ga akan segan berbuat baik sama siapapun dan sekali lagi tanpa menghakimi. Jadi, gue ga heran sih soal dia banyak yang naksir, she deserve it kok"
"you got the point" canda mahesa
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"ini gue berasa dijengukin boyband hahah" canda keana sambil menatap satu per satu teman satu circle theo. Gadis yang kaki kanannya terbalut gips itu sudah sadar sejak 2 jam yang lalu dan tau apa yang dia lakukan saat bangun? Ngetawain abian! Ya gimana ga ketawa? Biasanya dia liat abian yang ganteng banget ini malah disuguhin abian versi ga keurus, mata bengkak plus ada lingkaran hitamnya terus matanya sayu abis. Theo yang melihat itu cuman geleng-geleng kepala, sementara jevano dan Nathan sudah pulang sebelum keana sadar karena ada kelas (ini theo yang ngusir, katanya jangan bolos!)
"hadeuh nih anak kayaknya bukan cuman kakinya yang kena tapi kepalanya juga ikut kena" ucap yudha dengan nada sok prihatin
"haloooo~ kita belum pernah ketemu ya? gue Julian, ini bang tian, terus yang paling imut kayak anak ayam itu namanya keenan" ucap Julian memperkenalkan teman-temannya yang lain satu persatu
"gue udah kenal kak keenan, pernah ketemu"
"ganteng ya ken?" tanya yudha dengan nada jahil
"iya"
"lebih ganteng dari abian?"
"buaya rawa kok disamain sama cowok ganteng sih? Ya jelas beda lah!" ucapan keana membuat semuanya tertawa kecuali abian yang udah mode manyun
"gausah genit, keenan udah punya cewek!" kesal abian
"HAH?!" bukan cuman keana yang kaget, tapi semuanya ikut kaget pasalnya keenan nih jarang banget keliatan deket sama cewek
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence [END]
Fiksi Penggemarhe's so tall and handsome as hell. he's so bad but he does it so well. -wildest dream, taylor swift