Di sebuah rumah sederhana berpenghuni, terdapat beberapa orang bersliweran diteras rumah.
Suasana hangat nan riuh menghiasi situasi disana.
Rumah yang dulunya sepi seperti tak berpenghuni kini bertambah ramai berkat bayi yang dipungut dan diadopsi oleh salah satu penghuni rumah kala itu. Bayi berjenis kelamin laki-laki yang sudah beranjak enam tahun menambah suasana meriah dengan tingkah polah nya.
"Ciee yang bentar lagi mau SD" Ejek seorang lelaki berperawakan tinggi dan tampan itu kepada bocah yang sedang duduk didepannya.
"Masih satu tahun lagi om. " Jawab sang bocah tanpa melihat orang yang sedang diajak omong nya, sibuk dengan mainan baru yang dibeli ibunya.
"Ishhh.. Kok om sih!,, kan udah dibilangin panggil aku kakak atau mas kek, abang ganteng juga boleh. Dipanggil om berasa tua gue" Protes lelaki itu.
"Om Rommy emang udah tua" Kelakar sang bocah membuat lelaki yang dipanggil Rommy itu mencak mencak sendiri bahkan jari telunjuknya pun ikut andil menunjuk kearah sang bocah yang masih asyik dengan mainannya.
"Mau ngapain? " Ucap seorang gadis berkerudung kuning tiba-tiba sambil membawa minuman segar yang dibawanya dari dalam rumah.
"Ibu.... "
"Alvi nya tuh kak, masa dia bilang gue tua. " Adunya pada sang kakak, yang kini sudah sibuk bermain bersama sang bocah.
"Kan emang udah tua" Jawab sang kakak menambahi. "Yang ini ditaruh disini" "Nah pinterrr,,, aduhh anaknya siapa sih" Sambung gadis itu kepada sang bocah dan berakhir pelukan teletabis.
Rommy yang melihat kelakuan mereka berdua bertambah sebal. Diambilnya minuman yang dibawa oleh kakaknya itu ditenggaknya sampai habis. Ibu sama anak sama aja, sama sama nyebelin. Pikirnya tanpa menyuarakan.
Namun, tak ayal dia senyum juga. Dulu sebelum ada Alvino, nama bocah itu. kakaknya jarang pulang, selalu pergi, entah apa yang dilakukannya. Kalau pulang pun hanya tidur sebentar, mandi, makan lalu pergi lagi sampai berhari-hari. Sekarang, semenjak ada Alvino kakaknya yang jarang pulang itu stay dirumah bahkan membuka toko kue kecil-kecilan tak jauh dari rumah.
"Ibu Alvi ngantuk. " Ucap Alvino tiba-tiba.
"Dibawa masuk aja Alvino nya Van" Ujar pria paruh baya yang sedang duduk di kursi teras sambil membaca koran.
"Iya kek, yuk Al." Digendongnya Alvino dibawanya masuk kedalam meninggalkan dua orang pria yang satu sedang membaca koran, sedang yang satu mulai tenggelam dalam dunia maya.
Setelah menidurkan Alvino, gadis yang sering disapa Vanya itu mulai membersihkan rumah yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Yang kini dihuni oleh kakek nenek serta adik dan dirinya juga alvino, anak yang diangkatnya.
Ya, Vanya adalah gadis yang tak sengaja menemukan bayi enam tahun lalu ditempat sampah dekat dengan kuburan keramat.
Entah apa yang sedang dirasukinya waktu itu, biasanya dia tidak akan peduli dengan sekitarnya. Jangankan sekitar, adik dan kakek neneknya saja terkadang tak ia pedulikan. Mungkin karena iba melihat ada bayi yang tergeletak tak berdaya atau karena usil.
Tak terasa waktu sudah menunjuk pada sore hari dimana ia harus membangunkan Alvino yang tertidur dikamarnya.
"Al bangun yuk.. Udah sore waktunya ngaji. " Ucap Vanya sambil menepuk nepuk pipi Alvino agar bangun.
"Hmmm" Dehemnya panjang sambil merenggangkan badannya, lalu mengerjapkan matanya agar penglihatannya jelas.
"Ibu." Ucap Alvino setelah penglihatannya mulai jelas, ia terbangun dan memeluk Vanya.
"Mandi ya al, habis itu ikut om ke masjid terus ngaji ya. " Kata Vanya lembut.
"Masih ngantuk bu. " Jawab Alvino sembari memejamkan matanya.
"Udah sore loh ini. "
"Mandiin" Manja Alvino.
"Iya, ibu mandiin" Jawab pasrah Vanya. Toh dirinya sudah terbiasa memandikan Alvino.
"Gendong"
"Kamu udah gede loh Al, Lama-lama encok punggung ibu gendong kamu terus." Meski begitu, Vanya tetap menggendong Alvino menuju ke kamar mandi.
"Nanti ibu aku pijitin yaaa" Rayu Alvino, mengusap pipi Vanya menggunakan kedua tangan kecilnya membuat Vanya tersenyum gemas dan berakhir mencium pipi Alvino.
-----------------------------------------------------------
Setelah mandi dan rapi dengan baju koko nya, Alvino mulai mencari keberadaan om Rommy nya yang ternyata masih molor dikamarnya.
Dengan berkacak pinggang, Alvino melangkahkan kakinya kearah kasur dimana terdapat seonggok orang yang tertidur pulas. Siapa lagi kalau bukan Rommy.
"Om Rommy bangun. " Alvino memulai aksinya dengan menggorok tubuh Rommy agar bangun.
"Om Rommy bangun, ayo ke masjid" Kali ini dia mendekatkan mulutnya ke telinga Rommy, tapi yang didapat hanya deheman orang tidur.
"Om Rommy ishhh. " Sebal Alvino memukul pinggang serta tangan Rommy yang tertidur menyamping.
Kakek yang kebetulan lewat, melihat tingkah polah Alvino pun masuk kekamar Rommy.
"Loh Alvi nggak ke masjid?" Tanya sang kakek.
"Tuh eyang om Rommy nya nggak bangun bangun" Jawab Alvino dengan muka ditekuk.
"Yaudah sama eyang aja yuk." Bujuk kakek yang di iyakan oleh Alvino. Mereka berdua keluar dari kamar Rommy menuju masjid.
Selesai dari masjid dan ngaji, Alvino yang ditemani kakek pulang kerumah dengan bergandeng tangan.
"Alvi kok nggak bangunin aku sih" Tanya Rommy saat melihat Alvino dan kakek dipintu masuk.
"Udah Alvi bangunin, tapi om nya aja yang nggak bangun bangun" Jawab Alvino sewot.
"Masa?."
"Iya ihhh awas minggir Alvi mau lewat. " Kata Alvino mendorong tubuh Rommy kesamping lalu masuk kedalam mencari Vanya.
Kini giliran si kakek yang menatap cucunya sambil menggelengkan kepala dengan kedua tangan terpaut kebelakang.
"Ckckckck... Tak patut." Ucap si kakek lalu melenggang masuk kedalam.
"Apaan sih? " Tanya Rommy bingung pada diri sendiri, karena yang ditanya malah masuk kedalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINO
General FictionVanya tak menyangka, dirinya menemukan bayi diantara sampah di pembuangan sampah. Entah karena iba atau keusilannya ia memungut bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan merawatnya. Namun, apa jadinya jika enam tahun kemudian. Keluarga asli bayi ter...