"Jadinya mau nonton apa nih?! " Tanya Vanya jengah.
Sedari tadi mereka berenam, ditambah Alvino dan Arkan berada diruang antri yang ada di bioskop.
Sedangkan Naura dan Samuel terus berdebat antara nonton film horor, pengabdi syaiton dan nussantara, dua anak kecil yang menggemaskan.
"Nussantara aja ege! " Keukeuh Naura
"Pengabdi syaiton aja ege! " Keukeuh Samuel pada pendiriannya.
"Nussantara aja ihhh,,, kita bawa bocil loh. "
"Siapa suruh ikut, woyy cil lu ngapa ikut, gue jadi nggak bisa nonton pengabdi syaiton kan?! " Cerocos Samuel pada Alvino yang baru datang dengan popcorn caramel ditangannya.
Alvino tentu saja bingung, apa salahnya?
"Ngapain lu marahin ponakan gue hehh!! " Kata Naura sambil menjewer telinga Samuel.
Dan Samuel tentu saja mengadu kesakitan.
"Aduduh.. Sakit bego!! Lagian kan emang bener kita rencananya mau nonton pengabdi syaiton, ya kan Yo?!. " Kata Samuel sambil berusaha melepaskan jeweran Naura.
"Iya" Kompor Mario yang malah membuat Naura melototkan matanya kearah Mario.
"Tapi kan ratingnya nggak bisa buat anak-anak! " Kata Naura. Melepaskan kedua jarinya yang menjewer telinga Samuel enggak santai.
"Iya" Jawab Mario memungut popcorn Alvino dan memakannya.
"Dih,,, situ nonton rating dewasa aja kita nggak komplain kan Yo?! " Ujar Samuel meminta pendapat Mario.
"Iya "
"Situ baca novel 21 ples ples, kita nggak komplain kan Yo?! "
"Iya "
"Maap maap nih yaa,,, gue nonton sama baca novel tuh cuma ada chu-chunya. Lah lu berdua?! Ckckckck... " Semprot Naura seraya menggelengkan kepalanya. Lalu dirinya melihat Mario sepenuhnya sambil berkacak pinggang.
"Ini lagi, daritadi iya iya aja,,, kena sawan lo! " Sarkas Naura meledek.
"Iya"
"Anjirr... Dijawab iya dong. "Ujar Naura lalu tertawa kencang.
Mario merotasikan matanya, lalu meninggalkan Naura yang masih tertawa bersama Samuel. Mengikuti Vanya, Arkan serta Alvino yang sudah masuk duluan di dalam teater film.
"Eh,, eh,, tungguin gue dong. " Sadar jika temannya sudah tidak ada disamping nya. Naura pun berlari mengikuti kemana Mario dan Samuel pergi.
Mereka pun duduk di tengah-tengah, Kerana bagi Naura itu adalah tempat yang cocok untuk menonton. Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh.
Dimana Arkan bagian pojok diikuti Alvino, Vanya, Naura, Samuel dan Mario.
Tak butuh waktu lama film pun diputar di layar besar dengan menayangkan Nussantara.
Satu jam empat puluh tujuh menit telah lewat. Satu per satu orang-orang yang berada didalam gedung teater film itu pun berbondong-bondong keluar, hingga nampak lah Naura yang mentertawakan Samuel yang dipergokinnya menangis sewaktu film diputarnya tadi.
"Hahaha... Cengeng. " Ledeknya
"Filmnya sedih gitu, ya kan Yo. " Ujar Samuel ingin mendapatkan belaan dari Mario.
Namun, orang yang bersangkutan malah merotasi kan matanya jengah.
"Anterin gue ke kantor lah Sam. " Kata Mario mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINO
General FictionVanya tak menyangka, dirinya menemukan bayi diantara sampah di pembuangan sampah. Entah karena iba atau keusilannya ia memungut bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan merawatnya. Namun, apa jadinya jika enam tahun kemudian. Keluarga asli bayi ter...