"Nah Caka, karena kamarmu belum selesai dibenahi untuk sementara kamu tidur bareng kakak, gimana? " Tanya Vanya pada Caka yang berdiri didepannya.
Mereka telah kembali ke rumah peninggalan orangtua Vanya bersama kakek Erick dan nenek Almira.
Sebelumnya Vanya sudah diberitahu mama Salwa mengenai mba Adel.
Awalnya Vanya marah dan berpikir seharusnya dia membuat pria itu sengsara dulu baru diurus oleh sesepuh. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Toh, lagian pria itu juga akan dihukum seberat-beratnya.
"Baik." Kata Caka dengan senyum sumringah. Tapi tidak dengan Alvino, bocah itu seperti merasakan alarm bahaya.
Dia menarik pakaian yang dikenakan Vanya, dan Vanya pun menunduk menatap Alvino.
"Ibu, Alvi juga ingin tidur bersama ibu. " Kata Alvino berkedip berulang kali. Sedikit memasukkan bibirnya kedalam.
"Tapi Alvi kan punya kamar sendiri"
"Alvi takut tidur sendiri. "
Alasan macam apa itu, Vanya terkekeh mendengar alasan yang keluar dari mulut kecil Alvino. Siapa yang selama ini meminta untuk tidur sendiri karena merasa dirinya sudah besar. Yasudah lah, mungkin Alvino masih merindukannya jadi Vanya mengiyakan yang diminta Alvino.
Senang karena berhasil Alvino memeluk Vanya dengan kepala menyamping, menghadap ke Caka. Dia tersenyum mengejek dengan matanya mengisyaratkan kemenangan yang kentara kepada Caka. Itu hanya sebentar sebelum ia kembali tersenyum manis dan memejamkan matanya.
Caka mengerutkan kening, kenapa ia merasa Alvino tidak menyukainya sedari awal mereka berkenalan. Bahkan sekarang pun ia merasakan tatapan dan senyum ejek nya.
"Caka untuk hari ini kamu pakai baju Alvi dulu ya. Besok baru kita beli keperluan buat kamu. Boleh kan Alvi?" Kata Vanya pada Caka lalu ia bertanya pada Alvino yang masih setia memeluknya.
Tadinya Alvino mau menolak, tapi mendengar besok akan membeli keperluan untuk Caka yang artinya pergi, ia jadi mengiyakan saja.
Keduanya mengangguk hampir bersamaan. Hehe.. Kabar gembira ini harus diberitahukan kepada ayah.
"Kalau begitu kalian siap-siap tidur oke. "
"Oke" Setelahnya mereka berdua melaksanakan apa yang Vanya minta.
Mereka menunggu Vanya di kasur milik Vanya. Caka menunggu dengan anteng setelah mengganti pakaiannya menjadi piyama bermotif starmoon sedangkan alvino memakai piyama bermotif dinosaurus.
Alvino menatap layar tablet dengan serius, mengetik sesuatu disana lalu ia mengirimkannya kepada nomor kontak yang sering dihubungi nya akhir-akhir ini.
Selesai. Alvino tersenyum puas kemudian ia meletakkan tablet nya di meja samping tempat tidur. Bertepatan dengan itu, keluar Vanya dari bilik kamar mandi.
Vanya meringsut bergabung bersama Alvino dan Caka. Memposisikan dirinya di sebelah Caka, membuatnya berasa di tengah antara Vanya dan Alvino.
Alvino kembali merasakan ketidaksukaan nya karena ibunya lebih memilih dekat dengan Caka dibandingkan dirinya.
"Ibu kok disana, Alvi kan mau peluk ibu saat tidur. " Rajuk Alvino bersidekap dada, memanyunkan bibirnya ke depan.
Berpikir sederhana, Vanya mengangkat alisnya dan kemudian berpindah tempat di sebelah Alvino yang kini sumringah lagi. Namun tak disangka Caka juga ingin memeluk Vanya saat tidur juga, dan berakhir lah mereka tidur dengan Vanya berada di tengah-tengah anak-anak yang terlihat senang diluar tapi tidak di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINO
General FictionVanya tak menyangka, dirinya menemukan bayi diantara sampah di pembuangan sampah. Entah karena iba atau keusilannya ia memungut bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan merawatnya. Namun, apa jadinya jika enam tahun kemudian. Keluarga asli bayi ter...