Bab 36

8.6K 606 8
                                    

Della terkejut dengan apa yang dilihatnya. Mario berdiri menjulang didepannya tanpa ekspresi. Meski begitu, Mario juga tak kalah terkejut. Namun, itu hanya sebentar sebelum kembali tak berekspresi.

Della menyilangkan kedua tangannya didada dan menatap remeh Mario. "Hehh!! Apa kamu kesini untuk mengenang mantanmu? "

Mengikuti, Mario juga menyilangkan kedua tangannya didada dan mengatakan hal yang sama seperti Della, mencibir. "Hehh!! Apa kamu kesini untuk mengenang mantanmu? "

Della mendelik karena Mario mengikutinya, dia menunjuk Mario dengan jari telunjuknya.

"Kamu! Kamu mengikutiku! "

"Kamu mengikutiku, masa? "

Della mengulum bibirnya dengan masih mendelik. Dia berbalik saat mendapati Mario malah melenggang pergi dari hadapannya menuju pantai.

"Heyy!... Mau kemana kamu! " Teriak Della. Namun, Mario tetap berjalan seolah menulikan pendengarannya.

Merasa kesal, tanpa sadar Della juga mengikuti Mario ke pantai dari belakang tubuhnya dengan bibirnya tak berhenti bicara.

"Heyy!.. Urusan kita belum selesai ya! "

"Apa kamu tuli! "

"Telingamu ganti aja dengan telinga gajah! "

"Hyakk!! Mario Aditama! "

Merasa kesal karena wanita dibelakangnya terus menerus berteriak. Mario berbalik dengan sedikit menunduk, memajukan wajahnya, menatap Della jengah. "Apa!!. "

Della yang tidak tau akan diserang seperti itu, merespon lambat dengan mengerjapkan matanya lucu. Setelah mengerjap lima kali, baru kemudian Della mundur dua langkah menjauh dari Mario. Terlalu dekat, dan tidak baik untuk jantungnya yang mempompa lebih cepat dari biasanya.

Mario juga memundurkan kepalanya, berdiri tegak, melirik kesana kemari lalu berdehem untuk mengurangi rasa kegugupannya yang tetiba datang.

"Ekhem,, kurasa kamu mau pergi. " Kata Mario

"Ah,, i-iya kamu benar. Kalau begitu aku pergi, sampai jumpa. " Balas Della setengah gugup. Lalu, ragu-ragu Della melambaikan tangannya sebatas dada dan menurunkannya, dia berbalik tanpa menunggu respon dari Mario.

Della berjalan cepat menuju mobilnya yang terparkir, lalu membuka dan menutup pintu mobilnya. Dia duduk bersandar untuk menenangkan jantungnya dan dia juga merasa pipinya terbakar.

Gambaran wajah Mario mendekat masih berputar di otaknya. Masih dengan gelisah nya, Della memegang setir dengan kedua tangannya dan membenturkan kepalanya berulang kali.

"Hilang, hilang, hilang. " Rapalnya, Della berhenti lalu mengangkat kepalanya.

"Oke Della tenang, tenang. Tarik nafas sshhmmm.... Keluarkan huuuhhh... Tarik nafas sshhmmm.... Keluarkan huuuhhh... " Seperti itu terus sampai jiwanya merasa tenang.

Setelah tenang dia memutar kunci untuk menyalakan mobilnya dan menancap gas meninggalkan area pantai. Tanpa disadari, Mario masih berdiri ditempatnya dan menatap kepergian Della dengan pandangan yang sulit diartikan. Kemudian, dia berbalik berjalan menuju tujuan awalnya, melihat sunset dengan ditemani gelombang ombak pantai dan semilir angin sore.

----------

Keesokkan sorenya, Vanya menggoes sepeda lamanya menuju ke Alpamret untuk jajan. Tiba-tiba dia ingin ice cream yang berada disana, sekaligus membeli pesanan dari Alvino dan Caka.

Vanya memarkirkan sepedanya didepan bangunan bercat merah dan putih itu. Vanya masuk tanpa ada kata penyambutan yang biasa dia dengar.

ALVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang