Di sekolah Madrasah Ibtidaiyah, tempat Alvino menempuh ilmu. Terdapat seorang pria berdiri menunggu didepan mobilnya dengan santai sesekali mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Tingkahnya itu, membuat para ibu-ibu yang juga menunggu anak-anaknya berteriak histeris.
"Jeng lihat deh, ganteng banget kan" Kata salah satu ibu bertubuh gempal kepada ibu disebelahnya yang cukup berisi.
"Iya jeng, coba aja suami saya seganteng masnya, makin betah saya, mau berapa ronde pun saya jabanin deh. " Jawab ibu yang cukup berisi.
"Ahh... Jeng ini bisa aja. Kalo saya sih, semoga aja cucu kedua saya seganteng masnya. " Kata ibu bertubuh gempal.
Ibu cukup berisi memalingkan wajahnya ke ibu bertubuh gempal dengan kaget. "Si Ratna hamil lagi jeng? " Tanyanya, Ibu bertubuh gempal mengangguk sambil tersenyum bahagia.
"Iya jeng mau jalan ke 5" Jawab ibu bertubuh gempal.
"Oh iya?,, selamat ya,, akhirnya Dion mau punya adik. " Kata ibu cukup berisi memberi selamat.
"Iya jeng sama-sama. " Jawab ibu bertubuh gempal. Tak sengaja, dia melirik pria itu yang tengah berjalan kearahnya, dan tentu saja dia melebarkan matanya dengan tanpa sadar, tangannya mencubit lengan ibu cukup berisi yang membuatnya meringis kesakitan.
"Liat jeng masnya kearah kita" Hebohnya histeris, semakin mencubit lengan ibu cukup berisi, keras.
"Adudududuh jeng lepasin, tangan saya sakit. " Pintanya yang dihiraukan oleh ibu bertubuh gempal yang melongo dan matanya mengekori kemana pria itu berjalan pergi. Sesaat kemudian, ibu itu menjerit kesakitan akibat balasan cubitan dari ibu cukup berisi.
"Auww..!! apa-apaan sih kamu jeng?! " Kata ibu itu kesal seraya mengelus lengannya yang dicubit.
"Jeng nya juga kenapa cubitin saya? sakit tau. " Ucap ibu cukup berisi yang juga mengelus lengannya.
"Kan bisa bilang ke saya! " Sewot ibu bertubuh gempal.
"Udah saya bilangin, jeng nya aja yang nggak denger" Kata ibu cukup berisi. "Bolot sih. " Lanjutnya dengan lirih.
"Apa kamu bilang! " Kata ibu bertubuh gempal ngegas saat mendengar lirihan ibu cukup berisi.
"Mama" "Neli" Ucap barengan kedua bocah yang berlari bersama. Mereka menghampiri ibu-ibu yang sedang berdebat itu.
"Ayo pulang! " Ucap ibu cukup berisi dan menyeret anak perempuan nya, anaknya yang nggak tau apa-apa pun berbalik sambil berdadah ria.
"Dadah Dion nanti main lagi ya" Kata anak perempuan pada anak laki-laki yang juga melambaikan tangannya.
"Sudah jangan main lagi sama Dion" Kata ibu nya anak perempuan.
"Kenapa ma? " Tanya anak itu.
"Nanti kamu dicubit sama neneknya. " Kata ibu itu sengaja mengeraskan suaranya agar didengar oleh ibu bertubuh gempal, masih keki dengan kejadian tadi.
Ibu bertubuh gempal merasa tersindir, dia juga menyeret cucunya untuk kembali kerumah.
Lain halnya dengan Arkan, pelaku pembuat ibu-ibu berteriak histeris bahkan sampai ada yang marah-marahan pun, menunggu Alvino di depan kelasnya.
Dengan setelan kemeja putih dan celana hitam, dirinya duduk dikursi panjang yang memang tersedia disana. Bel berbunyi pertanda sudah saatnya pulang sekolah, tak lama anak-anak berbondong-bondong keluar kelas menyisahkan Alvino yang keluar terakhir.
Arkan berdiri menghampiri Alvino yang celinguk kan mencari keberadaan Vanya yang belum kelihatan batang hidungnya.
"Ekhm,, Alvino" Katanya kaku. Alvino sang punya nama secara otomatis memalingkan mukanya ke kiri, dimana sumber suara itu berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINO
General FictionVanya tak menyangka, dirinya menemukan bayi diantara sampah di pembuangan sampah. Entah karena iba atau keusilannya ia memungut bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan merawatnya. Namun, apa jadinya jika enam tahun kemudian. Keluarga asli bayi ter...