Part 1

80.5K 7.2K 1.7K
                                    

Assalamualaikum semuanya!

Aku kembali dengan membawa cerita Citra dan Farid, semoga kalian suka yaa.

Jika ada yang bertanya "apakah ada Abyan dan Zara?" Tentu! Akan ada Abyan dan Zara juga disini.

FYI: SAVIOR BUKAN CERITA ISLAMI.

Happy reading!

****

Tuhan, jika memang aku tidak di takdirkan untuk bahagia, maka izinkan aku untuk merasakan kebahagiaan itu, walaupun hanya semalam saja.

****

Kriiiing!!

Mata gadis itu mengerjap, ia mengeluh panjang dan mencoba untuk mengumpulkan nyawanya. Pandangannya beralih pada jam weker yang berada di nakas, pukul 4 pagi.

Gadis itu segera beranjak menuju kamar mandi, tak lama-lama ia telah selesai. Gadis itu melaksanakan Shalat Subuh, dan bersiap-siap dengan seragam sekolah barunya.

"Cantik.."

Gadis itu berlari kearah seorang pria setengah baya yang tengah duduk di kursi makan, ia memeluk tubuh pria itu dengan sayang.

"Good morning, Pa."

"Morning, sayang. Ayo sarapan, sehabis ini Papa antar sekolah."

Baru saja gadis itu hendak duduk di kursi sebelah sang Papa, tetapi gadis lain sudah duduk disana lebih dulu.

"Mel, itu tempat Kakak."

"Kak Citra duduk di kursi lain aja, ya."

Citra mengangguk mengalah, ia duduk di sebelah gadis itu.

"Pa, Meli mau minta uang untuk beli baju ya di Mall."

"Mel, kamu gak boleh gitu, Papa kerja keras ngumpulin uang untuk kebutuhan kita sehari-hari, jangan dipakai untuk foya-foya," sahut Citra.

"Ya ampun Kak Citra, cuma sekali doang loh. Meli gak pernah dimanjain sama Papa kayak Papa manjain Kak Citra."

Barusaja Citra ingin berbicara, tetapi sudah terpotong oleh ucapan seorang wanita.

"Iya, Mas. Kamu ini selalu manjain Citra, tapi gak pernah manjain Meli. Citra dibeliin ponsel baru, Meli engga, Citra dibeliin baju bagus, Meli engga."

"Papa kasih barang-barang itu ke Cantik sebagai hadiah karena nilai Cantik selalu meningkat dan mendapatkan peringkat, Ma. Kalau Meli mau rajin belajar seperti Cantik, Papa akan belikan apapun yang Meli mau."

"Tapi sama aja, kamu gak boleh beda-bedain Citra dan Meli dong. Aku tau Citra mirip mantan istrimu, tapi bukan berarti kamu lebih sayang Citra daripada Meli."

"Ma--"

"Pa, udah gak apa-apa, Citra berangkat sekolah ya," potong Citra.

"Loh? Biar Papa antar, ya."

Citra menggeleng kecil, "Citra mau naik kendaraan umum aja, Pa. Kayaknya seru pagi-pagi naik kendaraan umum."

Citra segera beranjak dari duduknya, ia menyalami tangan Papanya dan mencium pipi Papanya.

"Citra sayang Papa, Citra berangkat ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, hati-hati, sayang."

Citra mengangguk, ia mengulurkan tangannya pada Mamanya, tetapi sang Mama tak juga mengulurkan tangan. Akhirnya Citra memilih untuk pergi.

SAVIOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang