Part 5

23.7K 5.6K 393
                                    

Hai, maaf aku lama update, sebenernya mau update tapi kelupaan karena akhir-akhir ini aku sedang lumayan sibuk, maaf ya guys hehe.

****

Pagi-pagi sekali Citra sudah terbangun dari tidurnya, semalam ia tertidur sangat nyenyak di kamar Zara dengan menggunakan pakaian milik sahabatnya yang memang sengaja tak dibawa.

Niat Citra ingin memasakan sarapan untuk kedua orang tua Zara, tetapi saat ia ke dapur, ia melihat Maya yang tengah berdiri didepan kompor.

Gadis itu perlahan mendekati Maya.

"Tante.."

"Eh, udah bangun, Cit? Selamat pagi," ucap Maya.

"Pagi Tante, boleh Citra bantu?"

"Gak usah, Cit. Kamu duduk aja tuh di kursi, sebentar lagi Tante selesai kok masaknya. Udah lapar ya?" Gurau Maya disertai kekehannya, membuat Citra ikut terkekeh.

"Bukan gitu, Tan. Citra gak enak aja sama Tante, Tante Maya dan Om Ahmad udah baik banget sama Citra."

"Kamu juga udah baik banget sama anak Tante," ucap Maya.

"Dulu Tante suka sekali masak-masak sama Fara, karena memang Fara suka sekali memasak."

"Zara?" Tanya Citra.

"Huh, jangan ditanya, anak itu jarang menginjakkan kaki ke dapur, cuma bisa masak mie instan dan telor ceplok aja, itupun gosong."

Citra tertawa mendengar perkataan Maya yang sangat lucu, tentu saja Citra sangat mengetahui sahabatnya itu.

"Tapi Tante bangga sama Zara, setelah Zara menikah sama Abyan, Zara berubah 360 derajat. Bahkan sekarang jadi jago memasak."

"Iya, Tante. Citra juga heran kenapa Zara jadi berubah banget gitu, bahkan waktu itu pas Citra cobain masakannya dia, rasanya sebelas tujuhbelas sama Restoran bintang 5."

Kali ini Maya yang tertawa mendengar perkataan Citra.

"Gak deng, masakan Zara enak, tapi masih enakan masakan Citra," ucap Citra bangga.

"Citra juga suka memasak?" Tanya Maya.

"Suka banget, Tante. Dulu Citra sama Bunda suka banget bikin kue bareng, setiap ulang tahun Papa. Ya walaupun saat itu umur Citra masih 8 tahun, terakhir kali Citra masak sama Bunda itu saat umur Citra 10 tahun," curhat Citra.

"Gak kerasa, udah hampir lebih dari 10 tahun Bunda pergi, dan udah hampir 4 tahun Papa pergi."

Maya meletakkan spatula yang ia pegang, lalu merengkuh tubuh Citra kedalam pelukannya.

"Kalau Citra mau menganggap Tante sebagai Ibu Citra, boleh kok. Kalau Citra mau memanggil Tante dengan sebutan Bunda juga boleh."

Citra tersenyum kecil didalam pelukan Maya.

"Engga ah, Tante. Nanti Citra sama Zara samaan lagi manggil Bunda ke Tante Maya," gurau Citra.

"Tan, makasih ya udah baik banget sama Citra. Citra berhutang budi banget sama keluarga Tante Maya, Om Ahmad, dan Zara. Kalian baik banget sama Citra."

"Habis ini Citra pulang, Citra mau minta maaf sama Mama. Mau bagaimanapun, Mama tetap Mama Citra, walaupun bukan Mama kandung Citra, tapi Mama Dewi itu istrinya Papa Citra."

****

Pagar rumah terbuka, Dewi berdiri dengan wajah tak ramah, membuat Citra segera berlutut di hadapan Dewi.

"Ma, maafin Citra, Citra tau Citra salah, Citra gak akan mengulangi lagi. Citra akan menuruti semua perintah Mama. Citra mohon jangan usir Citra lagi, Ma."

SAVIOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang