Part 7

22.3K 4.8K 687
                                    

Tok.. tok.. tok..

"Masuk."

Seorang pria masuk dengan membawa sebuah map, pria itu berdiri di hadapan Farid dan menundukkan kepala.

"Selamat siang, Pak. Mohon maaf jika saya mengganggu, saya ingin mengabarkan jika beberapa Perusahaan besar mundur untuk bekerjasama dan Perusahaaan kita baru saja kehilangan uang sebesar delapan koma lima miliar, Pak."

"Apa kamu bilang?"

"Perusahaan kita keh--"

"Kenapa bisa?" Potong Farid.

"Diduga seorang karyawan yang barusaja resign kemarin membawa kabur uang perusahaan, Pak. Perusahaan kita terancam bangkrut."

"Cari orang itu, jika sudah ketemu bawa dia kehadapan saya."

"Lalu bagaimana dengan perusahaan kita, Pak? Perusahaan membutuhkan pemasukan--"

"Akan saya cari jalan keluarnya, kamu boleh keluar dari ruangan saya."

"Baik, Pak. Saya permisi."

Pria itu kembali keluar ruangan Farid, sedangkan Farid menghela napas gusar.

"Perusahaan ini gak boleh bangkrut," ucap Farid.

"Kemana saya harus meminjam uang?"

Abyan, entah mengapa pikiran Farid tertuju pada Abyan.

"Apa Abyan akan membantu saya setelah saya mengucapkan hal itu?"

****

Farid memperhatikan seorang pria, seorang wanita, dan seorang bayi yang berada di gendongan pria itu.

Terlihat mereka tengah bergurau, membuat Farid mengurungkan niatnya yang ingin menghampiri Abyan.

Akhirnya Farid memutuskan untuk menemui Abyan esok hari.

Ia menunggu Abyan di parkiran kampus tempat Abyan mengajar, selama sepuluh menit Farid menunggu, akhirnya ia melihat Abyan yang tengah berjalan menuju mobil pria itu.

"Ri.."

Abyan menghentikkan langkahnya, ia menoleh dan mengernyit bingung ketika melihat kehadiran Farid.

"Bisa kita bicara?"

"Perihal?"

"Ada hal penting yang ingin saya bicarakan."

Abyan mengangguk, ia membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobil, sebelum itu ia berkata, "di Kafe depan Kampus."

Farid ikut masuk kedalam mobilnya, ia mengikuti mobil Abyan, yaitu ke Kafe depan Kampus tempat Abyan mengajar.

Keduanya memilih duduk di kursi yang tak ramai, memesan minuman setelah itu memulai pembicaraan.

"Saya sudah putuskan, akan merekrut gadis itu sebagai Karyawan saya."

"Bagus," ucap Abyan.

"Ri, saya minta maaf atas apa yang sudah saya ucapkan saat itu, saya tau tidak seharusnya saya berkata seperti itu. Zara istrimu, kamu sahabat saya, saya tidak mungkin menghancurkan kebahagiaan kalian," ucap Farid.

"Sudah seharusnya saya melupakan perasaan saya pada Zara," lanjut Farid.

"Dan membuka hati untuk Citra?" Tambah Abyan.

"Akan saya usahakan."

Abyan mengangguk, setidaknya ia sedikit merasa tenang karena Farid akan berusaha menyukai Citra.

SAVIOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang