Part 4

27.4K 4.7K 501
                                    

"Farid Wiraatmaja, pria berusia 28 tahun, seorang CEO muda, tidak pernah menjalin hubungan dengan perempuan manapun dan tidak pernah dekat dengan satupun perempuan."

Citra menganggukkan kepala, "jadi, dia belum punya calon?"

Mata Citra tetap melihat layar laptop dihadapannya, "syukur deh, karena calonnya adalah gue."

"Tapi apa gue bisa jadi istri dia? Secara gue sama dia bagaikan langit dan bumi. Dia tinggi banget, gue rendah banget."

"Andai muka gue secantik Zara, pasti gue gak perlu repot-repot berharap Farid suka sama gue."

Citra menghela napas gusar, terkadang perasaan tidak percaya diri itu datang begitu saja.

Gadis itu merubah posisinya menjadi telentang, menatap langit-langit kamar.

"Papa apa kabar disana? Pasti Papa udah bertemu Bunda. Citra kangen banget sama kalian."

Mata Citra terpejam rapat, ingatannya kembali berputar pada kenangan 12 tahun yang lalu, disaat dirinya masih bisa tertawa bersama kedua orang tua kandungnya.

"Cantik.. jangan lari, sayang."

"Citra, ayo lari ada Papa."

Gadis kecil dan seorang wanita cantik itu berlari menghindari kejaran seorang pria. Gelak tawa ketiganya terdengar nyaring.

Tak ada luka, hanya ada kebahagiaan.

Kedua mata Citra kembali terbuka, tak sadar jika air matanya sudah mengalir deras. Ia beranjak dari ranjangnya. Di waktu libur seperti ini, biasanya Citra memanfaatkan waktu untuk istirahat, tetapi kali ini Citra ingin keluar rumah mencari udara segar.

Ia berjalan di sebuah taman, menatap banyak orang yang juga berkunjung ke taman ini.

Matanya menangkap keluarga kecil yang terlihat sangat bahagia, ia kembali teringat dengan keluarga kecilnya dulu, sama persis.

Pandangan Citra beralih pada sebuah bangku taman, ia melihat adanya sepasang suami istri yang sangat dikenalinya, Zara sahabatnya dan suami Zara, Abyan.

Citra melihat keduanya tengah berbincang dengan Abyan yang terus mengusap perut buncit Zara, dan tak lama Abyan berlalu menuju stand makanan, Citra pun segera menghampiri Zara.

"Zar.."

"Eh, Citra? Kok kamu bisa disini, Cit?"

"Kebetulan lewat aja, gue boleh duduk?"

Zara mengangguk, ia menepuk sisi sebelahnya, "sini duduk."

Citra duduk di sebelah Zara, menatap wajah Zara yang memang sangat cantik, Citra akui itu.

"Zar, gue bingung," ucap Citra.

Zara mengernyit, "masih galauin Kak Farid?"

Citra menghela napas berat, "ternyata dia gak punya calon, Zar. Gue udah stalking kesana kemari, gak ada perempuan yang lagi deket sama dia ataupun menjadi incaran dia."

"Kamu beneran sesuka itu sama Kak Farid? Hampir 3 bulan loh, Cit. Jarang aku lihat kamu suka sama laki-laki lebih dari 3 bulan."

"Zar, gue harus apa? Cuma gara-gara sekali pertemuan, gue jadi galau begini," keluh Citra.

"Apa yang bikin kamu jadi sesuka itu sama Kak Farid?"

"Gak tau, padahal gue suka Oppa-Oppa kiyowo, tapi kenapa pas gue liat Farid yang lebih keliatan kayak orang timur tengah, kayak ngerasa adem aja ini hati."

SAVIOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang