SAVIOR [END]

Part 12

Citra mengerjapkan mata ketika merasakan angin malam yang menusuk kulitnya, ia mengucek matanya, seketika terkejut ketika melihat seorang pria yang tengah berdiri di balkon dengan posisi membelakanginya, tampak pria itu tengah menikmati rokok yang berada di tangannya.

Tetapi seperdetik kemudian Citra menyadari bahwa pria itu adalah Farid dan dirinya sudah menikah dengan Farid. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 3 pagi. Apakah Farid barusaja pulang?

Saat Farid mematikan putung rokoknya dan hendak membalikkan tubuh, Citra segera menarik selimut dan menutupi rambutnya dengan selimut.

Farid masuk kedalam kamar, ia menutup pintu balkon dan mendekati Citra, pria itu mengernyit bingung.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Farid.

"Ehm.. Pak Farid baru pulang?"

"Sekitar 30 menit yang lalu, jadi tidak ada gunanya kamu menutupi rambutmu."

Farid tersenyum tipis, ia menuju lemari dan mengambil baju ganti, sebelum masuk kedalam kamar mandi, dirinya mengatakan sesuatu.

"Rambutmu bagus."

****

Semalam, setelah Farid pergi entah kemana, Citra langsung mengganti pakaiannya dengan piyama yang ia bawa, tak mungkin dirinya tidur menggunakan lingerie pemberian Zara yang sangat terbuka.

Gadis itu menyimpan kembali lingerie pemberian Zara, memutuskan untuk memakainya esok hari.

Saat ini keluarga Farid tengah sarapan, tentu dengan Citra karena Citra telah menjadi bagian dari keluarga Farid.

Tak ada yang membuka suara selama sarapan, hingga sarapan selesai, barulah Pras, Ayah Farid, membuka suara.

"Kantor sudah aman?" Tanya Pras yang tertuju pada Farid.

"Sudah, Pa. Sepertinya ada yang mencoba menyabotase data Perusahaan, tapi sudah aman."

"Bagus."

Pras beralih menatap Citra, "Citra, maaf ya karena tadi malam Farid harus pergi untuk mengurus masalah Perusahaan."

Citra mengangguk dan tersenyum kecil, "gak apa-apa, Pa. Citra ngerti."

"Lagian Papa ini, udah tau anaknya baru aja menikah, menjadi pengantin baru, malam pertamanya malah di ganggu," sahut Luna.

"Ma, sudah seharusnya Farid mengurus masalah Perusahaan, karena Perusahaan sudah menjadi tanggung jawab Farid," ucap Farid.

"Tapi sekarang ada yang lebih penting dari Perusahaan, Rid."

Luna melirik Citra, "kamu sudah memiliki istri, tanggung jawabmu pada istrimu lebih besar daripada tanggung jawabmu pada hal yang lain."

"Mama tebak, pasti semalam kamu gak bilang pada Citra kemana kamu pergi, kan?"

"Ma--"

"Sekarang hidupmu bukan untuk dirimu sendiri, Citra berhak mengetahui apapun tentang kamu, Rid. Jangan sampai Citra merasa kamu gak mencintainya."

Suasana berubah tegang, baik Citra maupun Farid sama-sama terbungkam. Bahkan mereka berdua belum pernah menyatakan cinta satu sama lain.

Sudah pasti Citra mencintai Farid sejak lama, tetapi gadis itu tak mengetahui apakah Farid memiliki perasaan yang sama sepertinya atau tidak.