16

7.1K 803 41
                                    

Author POV

"Apa yang dia lakukan di sini?" Jennie berbisik pada Jisoo.

"Aku tidak tahu. Kenapa kau tidak bertanya pada sahabatmu?" Jisoo balas berbisik.

Mereka berempat biasanya makan bersama di kantin saat jam makan siang tapi hari ini berbeda. Ada seseorang yang ditambahkan ke meja mereka dan orang itu adalah orang yang paling dibenci Jennie.

Mereka sedang dalam perjalanan menuju kafetaria ketika tiba-tiba seseorang melompat ke arah Lisa dan menempel di lehernya. Keterkejutan tertulis di seluruh wajah Lisa, telapak tangannya menjadi berkeringat saat kegugupan memasuki sistemnya mengetahui bahwa sepasang mata kucing tertentu sekali lagi mengirimkan tatapan mematikan padanya. Lisa dengan hati-hati melepaskan lengan Nayeon yang melingkari lehernya tapi Nayeon dengan cepat melingkarkan tangannya di lengan Lisa. Jennie mendengus kesal dan berjalan cepat menuju kafetaria meninggalkan mereka.

"Lisa, bisakah kita jalan-jalan nanti sepulang sekolah? Please." Nayeon bertanya dengan manis.

Jennie memutar bola matanya kesal dengan pemandangan di depannya. Dia seharusnya duduk di sebelah Lisa tetapi Nayeon memaksa jalan menuju kursinya meninggalkan Jennie tidak punya pilihan selain duduk di depan mereka dan bertahan saat ini.

"Jijik." gerutu Jennie.

"Aku tidak bisa. Aku ada latihan dance nanti." kata Lisa. Tanpa sadar Jennie tersenyum mendengar Lisa menolak ajakan Nayeon. Tapi senyum itu tidak bertahan lama.

"Kalau begitu aku akan menunggumu menyelesaikan latihanmu."

Jennie melepaskan garpunya yang membuat suara dentingan keras menarik perhatian empat orang lainnya.

"Apakah kau tidak menghabiskan makananmu Jen?" Rosè bertanya.

"Tidak. Kau bisa memilikinya jika kau mau. Nafsu makanku tiba-tiba terbang." Kata Jennie dan menyipitkan matanya pada gadis di depannya. Rosè dengan cepat mengambil makanan dengan binar di matanya.

"Jadi Lisa, apa jawabanmu?" Nayeon bertanya sekali lagi. Jennie meletakkan sikunya di meja dan meletakkan dagunya di kepalan tangannya sambil melihat ke segala arah yang menghindari pemandangan di depannya. Reaksi Jennie tak luput dari pandangan Lisa. Dia tahu bahwa jika dia setuju, Jennie akan sangat marah padanya dan itu adalah hal terakhir yang tidak dia inginkan terjadi.

"Maafkan aku Nayeon. Aku berjanji akan jalan-jalan dengan Jennie nanti." Ucap Lisa sambil menatap Jennie yang kini menoleh ke belakang dengan mata terbelalak kaget. Lisa tersenyum manis pada Jennie yang membuat Jennie membalas senyumannya.

"Oke. Kalau begitu mungkin lain kali." Ucap Nayeon sedih. Lisa hanya mengangguk, matanya masih tak lepas dari mata Jennie. Jisoo dan Rosè melihat apa yang terjadi dan mau tidak mau memekik dalam diam. Mereka menemukan Jennie dan Lisa terlihat baik ketika mereka akhirnya bersama. Dan mereka dapat merasakan bahwa sesuatu yang istimewa terjadi di antara mereka.

"Hei Lisa. Bersiaplah untuk nanti." Seulgi tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Tentu saja kap. Aku sudah siap sejak lahir." Lisa berkata dan menyeringai pada Seulgi dengan percaya diri.

"Ah, benarkah?" Seulgi memasang seringai yang tiba-tiba membuat Lisa gugup.

"Ngomong-ngomong. Latihan nanti terbuka untuk penonton. Kau harus datang, terutama kau." Seulgi berkata dan menunjuk ke arah Jennie.

"Aku?" jawab jennie.

"Yup. Kau sahabat Lisa kan? Kau harus melihat Lisa mengerjakan tugasnya hari ini." kata Seulgi. Lisa terkejut dengan apa yang dia dengar.

HOMOPHOBIC [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang