Author POV
Suara gemerincing yang datang dari dapur terdengar sekali lagi yang membuat Jennie menghentikan langkahnya. Dia tersentak kaget ketika dia mendengar suara misterius itu sekali lagi. Keingintahuannya tentang siapa yang menjadi penyebab suara itu semakin bertambah.
Jennie dengan hati-hati melanjutkan langkahnya, takut dia akan mengejutkan orang itu. Jantungnya berdebar kencang hingga telinganya sendiri bahkan bisa mendengar setiap bagiannya. Dia memiliki firasat besar bahwa orang di dalam sana adalah gadis yang dia rindukan.
"Sial. Aku sudah menyuruh Palisa untuk meletakkan pot ini di atas meja." Kata orang misterius itu.
Jennie dengan cepat menutup mulutnya untuk mencegah terkesiap keras untuk melarikan diri. Dia menghadap punggung orang itu sehingga dia tidak yakin apakah yang dia pikirkan itu benar. Tapi dilihat dari auranya dan terutama suaranya, kucing itu cukup yakin dengan firasatnya.
Orang misterius itu mengenakan hoodie hitam, tudung jaket menutupi seluruh kepalanya yang membuat Jennie kesulitan untuk memeriksa wajahnya. Dia menumpuk pot dengan hati-hati dan meletakkannya di atas meja di sampingnya.
Mata Jennie melebar ketika gadis itu perlahan berbalik sedikit saat dia meletakkan kedua tangannya di pinggul dan menghela nafas lega. Kucing itu bisa merasakan detak jantungnya dua kali lipat lebih cepat, tetapi sebelum dia menggumamkan sepatah kata pun, dia diinterupsi oleh chipmunk pirang.
"Lalisa?!" Rosé memanggil dengan nada tinggi. Tidak ada tanda-tanda keraguan pada suaranya.
Suara keras Rosé menarik perhatian orang misterius itu. Dia berbalik, menghadap ke mana suara itu berasal. Tudung itu masih menutupi matanya, hanya memperlihatkan bibirnya yang kini memasang seringai nakal.
"Yah. Apakah kau benar-benar monkey itu?" Suara Jisoo menunjukkan sedikit ancaman tetapi orang misterius itu tidak bergerak sedikit pun dan dengan anggun melepas tudung jaketnya malah membuat Jennie membeku.
"Aku. Merindukanku?" Lisa berkata dengan percaya diri. Senyumnya sekarang berubah menjadi seringai tapi itu langsung tergantikan saat dia mengalihkan pandangannya ke Rosé.
"Apa yang terjadi dengan rambutmu?!" Rosé dan Lisa berkata bersamaan. Mereka saling menunjuk dan mulut mereka terbuka, menunjukkan betapa terkejutnya mereka.
"Sudah kubilang aku membuat rambutku pirang karena aku ingin kita terlihat seperti kembar!" Rosé berkata dan berjalan cepat menuju yang terakhir. "Mengapa kau memotong rambutmu? Mengapa kau mengubah warna rambutmu?" Rosé bertanya sambil berulang kali memukul lengan Lisa.
"Berhenti! Bisakan?" kata Lisa.
"Mengapa?!" Rosé berkata, kedua tangannya berada di pinggul sambil memelototi Lisa.
"Penampilan baru?" Kata Lisa sambil tersenyum canggung. Dia menjadi sangat lelah dengan rambut pirang panjangnya yang mengingatkannya pada beberapa kenangan menyakitkan yang ingin dia kubur selamanya. Jadi, Lisa datang dengan keputusan untuk memotong pendek rambutnya dan mengubahnya menjadi cokelat atau tembaga dengan sentuhan abu. Bahkan dia tidak tahu persis warna apa itu. Dia hanya memilihnya karena dia pikir itu keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMOPHOBIC [JENLISA]
RomanceLisa tidak pernah tahu bahwa gadis straight seperti dia akan bisa menjadi gay dan jatuh cinta dengan sesama jenis. Tapi masalahnya, dia jatuh cinta pada Jennie Kim. Pembenci besar komunitas LGBT. Akankah Lisa bisa mendapatkan hati homofobia Jennie? ...