58

5.9K 699 30
                                    

Author POV

Keributan keras yang datang dari para penonton menyebabkan Jennie berhenti melamun. Dia dengan cepat berlari ke arah di mana orang-orang berkumpul dan mendorong dirinya ke kerumunan. Kucing itu langsung membeku pada apa yang dilihatnya.

Jennie tersentak ngeri dan menutup mulutnya dengan tangan gemetar. Air mata mulai keluar dari matanya. 

"Tidak."

Jennie mengangkat kepalanya dan melihat berdiri di sisi lain. Matanya terpaku ke tanah saat bibirnya bergetar ketakutan. 

"Tidak! tidak!" Gadis jangkung itu berulang kali berteriak.

Lisa dengan cepat bergegas menuju tubuh Rosé yang sekarang terbaring di tanah yang dingin, berlumuran darahnya sendiri. Dia dengan cepat menarik tubuh pirang itu ke pelukan saat air mata mulai mengalir di wajahnya.

"L-Lisa." Rosé berkata dengan suara lemah.

"Yah. Jangan bicara." Kata Lisa sebelum mengalihkan perhatiannya ke arah kerumunan yang sedang memperhatikan mereka. "Jangan hanya berdiri di sana! Panggil ambulans sekarangg sialan!" Lisa berteriak sekuat tenaga.

"Monkey." Rosé sekali lagi memanggilnya tetapi Lisa terus berteriak minta tolong. 

Rosé mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk memegang lengan Lisa yang menarik perhatian Lisa.

"Apakah aku benar-benar perlu ditabrak mobil sebelum kau berhenti?" Rosé bercanda sambil tangannya bergerak ke pipi Lisa. "Kau monkey yang keras kepala, kau tahu itu?" Dia menambahkan dan tersenyum.

Lisa memegang tangan Rosé yang berada di pipinya. Dia menggelengkan kepalanya dengan lembut. "Maafkan aku. maafkan aku chipmunk." Lisa berkata dan mencium tangan Rosé.

"Kenapa kau menangis?" Rosé bertanya. "Kau terlihat jelek saat menangis." Dia menambahkan.

"Chaeyoung-ah." Lisa bergumam.

"Berhenti menangis." Kata si pirang dan menyeka air mata Lisa.

"Hemat energimu, bantuan sedang dalam perjalanan." Lisa berkata dan kembali memohon pada kerumunan.

"Damn. Kau benar-benar monkey yang keras kepala." Rosé berkata dan menarik napas dalam-dalam. "Aku mengantuk, Lalisa."

"H-hei! Tidak, Rosé. Jangan berani tidur. K-kau berjanji i-ingat? Kau berjanji bahwa k-kau tidak akan meninggalkanku."

Mata Lisa melirik ke arah Jennie yang masih shock. Kecelakaan yang dia saksikan saat masih kecil itu menutup apa yang terjadi saat ini. Jennie bertemu mata Lisa dan melihat bagaimana matanya memohon bantuan.

"Tolong. Panggil ambulans." Lisa berkata dengan suara lemah.

Kucing itu buru-buru mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi hotline darurat. Dia berhasil menjelaskan dengan jelas apa situasi saat ini dan memberi tahu lokasi mereka.

Jennie bergegas menuju tempat Lisa berada dan berjongkok agar sesuai dengan tinggi badan mereka saat ini. "Ambulans akan tiba dalam lima menit." Dia berkata. Mereka benar-benar beruntung karena rumah sakit terdekat hanya beberapa blok dari kafe.

"Lima menit sudah cukup bagiku untuk tidur siang." Rosé berkata dan terbatuk setelahnya. 

"Berhenti bicara, Rosé." Kata Jennie dan memegang tangan Rosé yang lain dengan erat.

"Hei. Lihat saja aku oke. Jangan tidur." Lisa berkata sambil mengarahkan wajah Rosé untuk menatapnya. 

"Tapi aku benar-benar mengantuk. Hanya lima menit, Lisa." Rosé berkata dan perlahan menutup matanya.

HOMOPHOBIC [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang