-PROLOGUE-

1.5K 46 0
                                    

○○

"Kalau mau kuliah tuh minimal harus kaya sama pinter, sering ranking satu terus dikelas, ikut olimpiade. Iya kan, buk?" 

"Iya dong. Mana bisa kuliah di PTN tapi gak kaya sama gak pinter. Gak bisa keterima pasti, secara kan biaya masuknya mahal. Liat tuh anak juragannya ibuk. Dia setiap hari adanya baca buku. Les di tempat mahal, sering menang lomba-lomba nasional, tapi cuma kuliah di dalam kota. Kita harus bercermin juga. Kalo gak mampu, seenggaknya gak usah muluk-muluk segala pengen kuliah di universitas top sepuluh."

Begitulah kira-kira sedikit percakapan yang aku dengar, yang berasal dari ruang tengah rumah kakung atau bapak dari papaku. Percakapan antara tanteku dengan anaknya yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi seperti aku.  Kejadian itu tepat di malam pengumuman penerimaan mahasiswa baru disalah satu universitas negeri di kota Solo, kota tempat mamaku dilahirkan.  

Menyakitkan dan sangat menyebalkan. Itulah yang aku rasakan saat aku mendengar percakapan bodoh itu. Hakikatnya, iri itu boleh. Tapi, jangan sampai kita merendahkan orang lain. 

Namun, keesokan harinya pada pukul 3 pagi, tepat saat aku terbangun untuk sahur puasa sunnah senin dan kamis, aku dengan sengaja membuka pengumuman penerimaaan mahasiswa baru di PTN yang ada di kota Solo itu. 

Yeah, I'm very shocked when I see the announcement. 

AKU KETERIMA! 

Kalian tau, gimana perasaanku waktu liat pengumuman yang menyatakan aku diterima di universitas top 10 di Indonesia itu? Ya, sangat senang dan aku tidak bisa berkata apa-apa selain,

"MAMA, I DID IT! YOUR DAUGHTER FINALLY TO BE A MABA, MA!" Seruku kencang dan berlari ke arah kamar mama dan papa. 

Respon mama sudah tentu senang, tapi papa, he's mad at me karena prodi yang aku pilih tidak sesuai dengan pilihan beliau. But, that's okay, papa tetep mendukung apapun pilihan aku.

Dan lalu, orang kedua yang aku beritahu tentang lolosnya aku di PTN adalah kekasihku, Sagam Kavian. He's very proud of me. Pagi hari pukul 05:36 WIB, ia membalas chat-yang aku kirimkan pada pukul 3 pagi- yang berisi 3 bubble chat dan salah satunya berupa foto screenshot diterimanya aku di PTN. 

Balasan chat berupa kata-kata terharu yang sangat manis untukku. Kemudian, ia menelfonku untuk memastikan. Sebuah percakapan indah mengalir di pagi hariku yang sangat cerah. I love him so much. Dia dengan kesederhanaannya dan kedewasaannya. Dia dengan kesabarannya dan ketenangannya. Semua yang ada pada dirinya, selalu bisa membuatku berpikir bahwa aku beruntung memilikinya. Aku sangat beruntung menjadi wanita yang dia inginkan untuk menemaninya menghadapi dunianya yang gelap dan kacau. 

Tapi, satu hal yang tidak terlintas dipikiranku, yaitu tentang kelanjutan hubunganku dengannya. Apakah aku dan dia akan tetap baik-baik saja setelah ini ataukah dengan pindahnya aku ke Solo, membuat hubungan kami menjadi buruk. Aku, tidak tahu. Semua itu akan dijawab oleh Sagam sendiri. Bukan aku ataupun aku dan dia. Hanya Sagam seorang yang bisa menjawabnya.

_____

-Sapa Mimin-

Here we go! Author Mimin udah publish 'versi terbaik kisah Aru-Sagam' nih SKSKSK.

Gimana sama first impression ke Aru? Sudahkah kalian menerka apa yang selanjutnya akan terjadi? Coba komen. Kalian udah nebak apa di awal part ini? Aku juga penasaran nih sama imajinasi kalian. Kalo komennya ada 5 orang aja, aku langsung up new version of next part nih. 

Makanya ayo let's komen beibeh. 

Salam hangat n cinta dari mimin <3

choco_lalalava


YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang