*Tahap Pembaruan

303 39 1
                                    

"Gak perlu muluk-muluk, aku cuma mau kita kayak dulu. Udah gitu aja."

•••

"Pesenin gue kayak biasanya, Pan."

Panca yang baru saja mendudukkan dirinya di kursi kantin, menoleh kesal pada Oji yang seenaknya saja menyuruhnya.

"Lo pikir gue babu lo?!"

Sebelum Oji membalas teriakan Panca pada telinga kanannya, sebuah suara memotong diikuti beberapa suara lainnya.

"Gue batagor aja dah, Pan."

"Mie ayam minumnya es teh manis."

"Samain kayak Oji aja gue. Teh pucuk dingin jangan lupa."

"Gue batagor sama kayak Levin."

"Gue juga batagor, yang pedes."

Panca mendelik mendengar seruan bernada perintah dari teman-temannya-tanpa mendengar gerutuan Panca pada Oji-. Sahutan itu berturut-turut berasal dari Levin, Edvan, Zidco, Andi, dan Alam.

Sedangkan Sagam hanya tertawa pelan melihat kelakuan teman-temannya.

"Emang lo babu." Oji mengejek seraya memeletkan lidahnya pada Panca. Dan Panca hanya menghela nafas pasrah.

"Mana duit?" Panca mengatungkan tangannya di depan para temannya.

"Pelit amat lo? Kuburannya sempit mampus!" Sembur Andi.

"Sekali-kali napa traktir temen. Jadi amal jariyah lo di akhirat."

"Heh, biji melinjo! Lo pada udah nyuruh segala minta traktir, ada akhlak lo?!" Ucap Panca seraya menoyor kepala Levin yang duduk di sebelahnya.

"Tambah goblok dah gue, tolol!" Ucap Levin marah seraya mengusap belakang kepala nya pelan.

"Ribut mulu. Nih, pake duit gue." Sagam mengeluarkan dua lembar uang biru dan memberikannya pada Panca yang disambut tatapan bahagia Panca dan keenam temannya yang lain.

"Baik amat, pak ketum." Ucap Oji menatap Sagam sumringah.

"Oke, thanks ma bro." Ucap Panca setelah menerima uang dari Sagam.

"Oh iya, lo mau pesen apa?" Lanjut Panca menatap Sagam.

"Batagor aja."

"Yang pesen tadi apa aja?" Lanjut Panca kembali, bertanya seraya melihat satu-persatu temannya.

Setelah mencatat semua pesanan pada apk note di ponselnya, ia berdiri dan berjalan pada stan-stan penjual untuk membeli pesanan ia dan teman-temannya.

"Tumben pulang bareng?"

Alam membuka topik pembicaraan mereka kali ini dengan bertanya pada Sagam yang duduk di sebelahnya.

Edvan yang sedang memainkan handphone-nya langsung mendongak menatap Alam dan Sagam bergantian.

"Apaan?" Tanya Sagam balik tanpa menjawab pertanyaan Alam.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang