*Tahap Pembaruan

152 18 0
                                    

"Denialnya digedein lagi. Kalo nanti dia diambil orang, jangan nangeessss."

•••

Oji saat ini sedang berjalan santai sendirian pada koridor kelas 12 yang terletak di lantai tiga. Lalu beberapa detik kemudian, ia tampak melihat visual musuh bebuyutannya, Sabrina, yang sedang duduk sendirian di koridor dan fokus menghitung uang hasil penjualan cake and bakery homemade milik gadis itu.

Hingga kemudian, senyum jail pun terpatri di bibir seksi milik Oji setelah melihat Sabrina yang acuh terhadap keadaan sekitar. Ia berniat untuk menjahili Sabrina supaya gadis itu emosi terhadap dirinya.

Oji pun berjalan mengendap-endap menghampiri Sabrina dengan kedua tangan memegang satu wadah penuh isi donat kesukaan gadis itu.

"SETAN!"

"EH, OJI SETAN!" Latah Sabrina tak sengaja karena terkejut akibat teriakan nyaring Oji di telinga kanannya.

"Lo ngatain gue setan?!" Oji pun tak terima mendengarnya.

Sabrina yang sedang mengelus dada untuk meredakan keterkejutannya, alhasil menoleh ke arah Oji yang berdiri di sebelahnya.

"Ternyata emang setan yang ngagetin gue!" Balas Sabrina tak terima juga karena dirinya dikejutkan oleh Oji. Jadi dugun-dugun nih jantungnya Sabrina.

"Gak akhlak bener mulut lo." Oji menggerutu seraya menatap Sabrina sinis.

Sabrina yang lama-kelamaan kebal terhadap Oji pun hanya acuh menanggapi ocehan tak jelas dari cowok perusuh yang ada di sampingnya ini.

"Dih, orang ganteng dicuekin. Pantes jomblo."

Sabrina hanya berdengung malas menanggapi ocehan Oji.

"Gue doain lo jomblo terus."

"Moga balik."

"Ck!"

Oji yang jengah karena respon tak minatnya Sabrina terhadap ucapannya pun akhirnya turun tangan. Ia menyambar uang kertas yang sedang Sabrina hitung dan membuat si empunya uang melotot kesal akibat ulahnya.

"Sialan, Oncom! Balikin, ih!"

Mendengar kekesalan tersebut, Oji malah semakin mengangkat tinggi-tinggi uang Sabrina yang ia bawa.

"Ambil sendiri kalo nyampe." Oji memeletkan lidah mengejek Sabrina yang sedang menjinjit di sebelahnya.

Dan sesaat, Oji pun terpana akan kecantikan dari gadis dibawahnya ini yang sedang mendongak berusaha mengambil apa yang ia pegang.

Lalu di detik selanjutnya, Sabrina berhasil mengambil kembali uangnya.

"Pergi sana lo!"

Oji mengerjapkan matanya pelan atas gerutuan Sabrina padanya. Ia baru tersadar jika uang Sabrina sudah beralih digenggaman gadis itu lagi.

Oji berdehem pelan menetralkan sikapnya sebelum membalas ucapan Sabrina.

"Gue daritadi nyariin lo. Malah diusir."

"Terus gue harus bilang wow gitu?"

Oji lagi-lagi berdecak. Mengapa makin hari makin menyebalkan Sabrina ini? Tapi candu juga jailin dia, pikir Oji.

"Serius, elah. Gue bawain donat satu kotak nih buat kita."

Mendengar kata 'kita' dari sang musuh bebuyutan sontak membuat Sabrina langsung menoleh pada Oji yang sudah duduk di sebelahnya.

"Udah lo racun kan pasti?"

"Sialan." Desis Oji menatap Sabrina nyalang.

"Sejahat itu gue?" Lanjutnya dengan nada sok memelas.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang