*Tahap Pembaruan

200 31 0
                                    

"Masing-masing orang punya ceritanya sendiri. Pahit maupun manis, itu lah garis takdir."

•••

Alam dan Anya menikmati perjalanan pulang dari sekolah mereka dengan tenang. Namun juga tetap diselingi obrolan ringan.

"Alam? Menurut kamu hubungan Aru sama Sagam tuh gimana?"

Alam yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang pun tetap bisa mendengar pertanyaan dari sang kekasih tanpa harus dia berteriak.

"Ada apa? Hm?"

"Enggak. Cuma makin penasaran aja sama hubungan mereka."

Alam tertawa pelan. Semakin kepoan saja pacarnya ini. Efek terlalu dekat dengan Jua dan Adeeva.

"Abis ngerumpi?" Anya mencubit pelan perut bagian samping kanan Alam dan dihadiahi kekehan geli.

"Aku lagi nyetir loh, Be." Panggilan sayang dari Alam yang jarang digunakan dirinya untuk Anya. Bila kata-kata itu keluar, tandanya sedang dalam mode ayang-ayang. Sweetest couple as always.

"I'm An, Alam." Protes Anya santai dengan semakin memeluk erat Alam dari belakang dan dagunya yang ia taruh di bahu kanan Alam.

"But i love when i call u Be. Beautiful Beverly."

Giliran Anya yang tertawa, tersipu malu.

"Kayak di Eternals aja. My beautiful beautiful Makkari."

"Am I Druig?" Alam memutar stang motor, membelokkan arah kemudinya untuk masuk area perumahan yang Anya tinggali.

"You're not. Kamu itu Gilgamesh aku."

"Kenapa dia?"

"Poin pertama dia itu setia dan yang kedua siap mati demi kebaikan ayang. Pahlawan deh pokoknya."

Dan akhirnya mereka tertawa bersama.

"Tapi aku gak mau kamu jadi Thena."

"Aku juga gak mau. Aku maunya jadi pacar Alam aja."

Alam terkekeh. Anya-nya semakin menggemaskan dan pintar menjawab saja.

"Kan udah."

"Iya udah. Tadi kamu bilang gitu ya aku jawab gitu."

Rumah Anya yang berada di blok depan membuat mereka tak butuh waktu lama untuk sampai dari gerbang depan hingga tempat tujuan.

"Yah udah sampe." Anya memberengut kesal. Bibirnya yang pout membuat Alam ingin menciumnya saja. Ups! Salah siapa sungguh menggemaskan Anya-nya.

"Kenapa?"

"I'm still wanna talk to you." Anya turun perlahan dari jok motor dan dibantu oleh Alam.

"Mau keluar?"

Anya tampak menimbang penawaran dari Alam.

"Jam berapa?"

"Aku free jam 7 nanti."

"Gak ada tugas kan buat besok?" Alam menggeleng menjawab pertanyaan Anya.

"Deal!"

"Tapi Insya Allah. Takut ada pengganggu tiba-tiba dateng." Anya yang sudah kegirangan pun mendadak mengubah mimik wajahnya menjadi cemberut.

"Be? Gak enak ngusir temen sendiri."

"I know. Nyebelin ya?"

"Dibiasain aja."

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang