*Tahap Pembaruan

444 42 1
                                    

"Sama aku terus ya? Sampai pada waktu yang tidak ditentukan?"

•••

"Mereka tuh temenan dari SMP."

"Lo tau darimana, Ju?"

Audy yang baru mengetahui fakta baru tentang Aru, sedikit terkejut mendengar pertanyaan Jua yang ia balas pertanyaan juga.

"Gue dulu pas MOS satu gugus sama mereka berdua."

Dan satu circle perghibahan tersebut sama terkejutnya setelah mendengar fakta kedua dari Jua.

"Kok lo baru ngasih tau setelah tiga tahun kita sekelas bareng?"

Di SMA Moral Pancasila memiliki peraturan bahwa para murid mereka tidak memiliki perubahan dalam kelas-kelasnya, kecuali tingkatan dan ruang kelas. Semisal kelas sepuluh di IPA 1, kelas sebelas dan dua belasnya juga di IPA 1, namun berbeda ruangan.

Jadi, dalam tiga tahun mereka sekolah di SMA Moral Pancasila, mereka akan menetap pada satu kelas saja.

"Iya juga ya? Padahal kan ini hottest news in da world."

"Bego emang lo, Ju."

"Heh, mendil! Lo semua kagak ada yang nanya!"

Andi hanya meringis kesakitan seraya mengusap bahunya yang terkena tamparan maut Jua.

"Adeeva malah mikirnya mungkin mereka ada problem serius gitu terus akhirnya musuhan."

"Sebenarnya kalo dilihat nggak musuhan juga, Deev. Tapi mungkin ada suatu hal yang buat mereka jadi asing."

"Gak asing juga sih. Aru aja masih tetep nyapa. Itu mah dia nya aja yang egois."

Setelah mendengar penuturan Anya dan Sabrina, mereka ber-enam, merenungi pikiran mereka masing-masing.

"Adeeva sengit ih sama dia. Sok cantik banget."

"Hush! Adeeva gak boleh gitu." Anya menasihati Adeeva.

"Tapi emang bener, An. Gak sadar diri banget. Dapet temen baru yang lama ditinggalin."

"Sabar, Sabrina."

Anya cekikikan seraya mengusap bahu Sabrina setelah mendengar gerutuan dari temannya tersebut.

"Benci gue anjir sama tuh anak!" Ucap Jua menggebu.

"Astagfirullah, kamu gak boleh gitu dong, Jua." Andi menyahut sok menasihati Jua yang dibalas cibiran oleh Jua, Audy, Sabrina, dan Adeeva.

°°°°°

"Pulang jamber kira-kira?"

Sabrina yang sedang meminum es boba dengan logo berwarna merah yang terkenal tersebut menengok ke arah Aru, chairmate-nya, yang sedang bertanya kepadanya.

"Nggak tau juga gue." Jawab Sabrina seraya mengocok gelas es boba-nya yang tinggal setengah.

"Pulang awal mungkin? Kan hari pertama." Lanjutnya.

Aru hanya menganggukkan kepala paham setelah mendengar jawaban Sabrina. Lalu, terlihat beberapa anak menghampiri meja mereka. Berniat memesan kue atau roti kepada Sabrina.

"Wih, beli boba gak ajak-ajak ya lo berdua?"

Jua dan ketengilannya, meminum boba milik Aru setelah mengutarakan pertanyaan basa basi pada Aru dan Sabrina.

"Sab? Gue brownies lumer coklatnya lima kotak ya? Yang isi enam satu kotaknya."

Sabrina pun lekas mencatat pesanan milik Audy setelah mengeluarkan buku catatan kecil-khusus untuk pesanan- dan bolpen biru berbandol doraemon kesayangannya.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang