*Tahap Pembaruan

253 39 0
                                    

"Gak ada orang yang benci sama sahabatnya sendiri, walau sahabatnya itu udah berbuat keburukan sama dia. Kalau pun ada, setidaknya itu bukan aku."

•••

Ting Tong!

Icel memanggil sang pemilik rumah yang ia singgahi ini dengan memencet bel yang terletak di samping pintu utama.

Rumah milik Arunika tidak memiliki satpam untuk menjaga rumahnya karena komplek perumahannya sudah memiliki satpam yang bersedia keliling 24 jam untuk berjaga. Sangat terjamin keamanannya bila kita membeli rumah di sini.

Pintu rumah akhirnya terbuka dan terlihat presensi Budhe Rum, asisten rumah tangga Arunika yang sudah ia kenal dengan baik.

"Oh?! Mbak Icel?!" Budhe Rum sedikit terkejut mengetahui ternyata Icel-lah yang menjadi tamu majikannya. "Tumben main." Batin Budhe Rum.

"Siapa, Budhe?" Tante May agak memiringkan kepala sembari berjalan menghampiri Budhe Rum yang belum sepenuhnya membuka pintu rumah.

"Mbak Icel, Bu May." Ucap Budhe Rum sembari membuka lebar pintu rumah majikannya.

Tante May yang melihat kedatangan Icel di depan pintu rumahnya, tersenyum dengan kedua tangan terbuka, meminta Icel untuk memeluknya.

"Aduh, Tante kangen banget sama kamu tau." Icel dan Tante May berpelukan. Lalu tangan Tante May mengelus pelan punggung Icel.

Mereka melepaskan pelukan setelah dirasa cukup untuk melepas kerinduan Tante May pada Icel. Sudah dua tahun berlalu, Icel baru menapaki kakinya di rumah Arunika.

"Kamu kemana aja, sayang? Baru nongol."

Icel tertawa pelan mendengar rajukan ibu dari sahabatnya tersebut.

"Gak kemana-mana kok, Tante."

Mereka berjalan memasuki rumah setelah Tante May menariknya pelan, mempersilahkan Icel untuk masuk ke dalam rumahnya. Mereka pun duduk bersama di sofa ruang tamu dan Budhe Rum pamit undur diri kembali ke dapur dan hendak membuatkan minuman untuk Icel.

"Gak kemana-mana tapi gak pernah main kesini lagi. Aru nakalin kamu, ya?"

Icel lagi-lagi tertawa mendengar pertanyaan Tante May yang menjurus membelanya atas sikap putrinya. Padahal ia yang salah disini.

"Gak kok, Tante. Cuma agak sibuk aja semenjak masuk SMA." Alibi Icel.

"Gitu, ya? Aru sama aja sih. Abis pulang sekolah, ngerem di kamar sampe malam baru turun. Itu aja cuma buat makan doang. Kalo ditanya jawabnya pasti sibuk. Yang ngerjain PR lah, belajar lah, nyelesein tugas praktikum lah. Aneh-aneh lah pokoknya."

Icel hanya tersenyum akan banyaknya kata yang Tante May lontarkan. Sudah biasa baginya mendengar Tante May mengeluh tentang Aru. Tapi, itu hanya sebatas gurauan supaya mereka punya topik percakapan. Lagian gak melulu Tante May membicarakan tentang putri semata wayangnya tesebut pada teman-temannya.

"Oh iya nih sampai lupa. Kamu apa kabar, Sayang? Kayaknya malah makin bersinar aja pas udah jadi anak SMA." Guyon Tante May menggoda Icel.

"Kayak artis aja, Tante. Makin bersinar."

Mereka tertawa bersama karena ucapan Icel.

"Puji Tuhan, baik kok tante." Lanjut Icel menjawab pertanyaan kabarnya dari Tante May.

"Syukurlah kalo gitu. Mami Papi sehat, kan?" Icel menganggukkan kepalanya pelan menjawab pertanyaan Tante May.

Lalu, Budhe Rum datang membawa nampan yang berisi teko-yang sepertinya penuh dengan jus jeruk-, gelas kecil, dan toples yang berisi cemilan. Diletakkannya pada meja yang berada di ruang tamu itu atau tepat di depan Icel.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang