*Tahap Pembaruan

206 31 0
                                    

"If you live to be 100, I hope I live to be 100 minus 1 day, so I never have to live without you." - Winnie the Pooh.

•••

"Ji?!"

Oji yang sedang berjalan sembari membawa cup berisi kopi panas, menoleh ke belakang saat mendengar namanya dipanggil.

Dan saat sudah membalikkan badan, ia melihat visual Icel yang berlari ke arahnya.

"Apaan?"

Icel sejenak mengatur napasnya sebelum menjawab pertanyaan dari Oji setelah sampai di depan cowok itu.

"Aru, dimana?"

"Di UKS tadi gue bawa kesana. Kenapa?"

"Gue, mau ketemu sama dia."

"Buat apaan? Dia lagi istirahat. Jangan diganggu dulu."

Icel menggigit bibir bawahnya saat mendengar nada datar dari kalimat Oji.

"Gitu, ya? Yaudah, makasih, Ji."

Oji segera berbalik dan kembali melanjutkan perjalanannya yang tertunda tanpa membalas ucapan Icel.

Icel hanya memandangi Oji dalam diam dengan pikiran yang berkecamuk. Mengapa semua orang terasa seperti membenci dirinya? Sebenarnya juga mengapa mereka lebih memihak Aru?

"Wah, ada Bu Waketos nih."

Icel menolehkan kepalanya cepat saat mendengar ucapan menyebalkan dari seorang cowok yang kini berada tepat disebelahnya.

Lalu, Icel tampak menatap cowok itu tajam dan mendengus kesal.

"Ngapain nih nyari Aru?"

Rionald lah orangnya. Cowok itu bertanya dengan menatap Icel beserta senyum miring andalannya dan tak lupa juga ekspresi tengil yang menghiasi wajahnya.

"Bukan urusan lo." Ketus Icel dan beranjak pergi meninggalkan Rionald.

"Organisasi banyak drama. Miris." Cibir Rionald pelan dengan tersenyum mengejek menatap kepergian Icel.

Di lain sisi, Icel berjalan menuju ruang UKS untuk memastikan apakah Aru ada disana atau tidak.

Saat sudah sampai di depan ruang UKS, ia sedikit mengintip dari jendela UKS lalu terkejut saat mengetahui ternyata Sagam ada disana sedang menunggu Aru yang tertidur lelap di salah satu ranjang UKS.

Kembali ia mengigit bibir bawahnya karena bimbang. Disatu sisi ia ingin menjenguk sahabatnya itu, namun dilain sisi ia teringat ucapan Oji tadi, juga kehadiran Sagam di dalam ruang UKS.

Takut akan masuk ke dalam, Icel pun menghembuskan napas pelan dan termangu di tempatnya.

Kepalanya dipenuhi oleh pikiran-pikiran berisik yang saling bersahutan satu sama lain. Sedikit lama ia melamun hingga tak sadar bila Sagam berjalan keluar dari ruang UKS dan mendapati Icel terdiam menatap keramik koridor depan ruang UKS.

"Ngapain?"

Icel terlonjak kaget saat mendengar pertanyaan bernada dingin dari Sagam. Ia kembali tersadar dari lamunannya lalu menatap Sagam gugup.

"Ngapain?" Ulang Sagam karena ia tidak mendapat jawaban dari pertanyaan sebelumnya.

"Gak, gak ngapa-ngapain kok, Gam."

Icel menurunkan pandangan ke sepatunya setelah menjawab pertanyaan Sagam. Ia juga tampak meremas roknya karena merasa takut dan gugup ditatap dingin oleh Sagam.

"Terus? Berdiri disini?" Sagam menaikkan sebelah alisnya menuntut jawaban jujur dari Icel.

"Eung, gue mau ke--"

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang