1 ~ Awal

53 3 0
                                    

Pagi ini Adin tidak berangkat ke sekolah. Ia terkena flu di tambah tidak bisa tidur karena semalam ia meminum ice americano bersama teman-temannya. Padahal Davian sudah berkali-kali melarangnya untuk mengonsumsi semua minuman yang bersuhu dingin. Tapi Adin tetaplah Adin yang keras kepala.

Bagi Adin,Davian itu obat dari segala sakitnya. Davian selalu punya cara untuk membuat Adin tetap bahagia. Adin dan Davian memang memutuskan untuk tidak berpacaran,tapi apadaya lah Adin yang jatuh cinta pada Davian yang noteben nya obat dari patah hati Adin sebelumnya.

Iya,dulu Adin pernah jatuh cinta pada Zanendra yang statusnya sama seperti Davian. Tapi ya namanya sahabat dari awal sudah sepakat untuk tidak saling jatuh cinta. Ya kembali lagi pada Adin yang sulit untuk tidak jatuh cinta pada sahabat sendiri. Karna pada dasarnya persahabatan antara laki-laki dan perempuan tidak semuanya belum pernah memiliki rasa pada sahabatnya.

Dulu Adin sangat mencintai Zanendra,tapi bukannya terbalas dengan perasaan yang sama oleh Zanendra. Adin malah mendapatkan luka. Iya,ternyata Zanendra selama ini menyukai Rachel yang merupakan saudara dekat Adin. Kalian pasti faham dengan perasaan Adin saat itu,ia harus merelakan orang yang ia cintai demi hubungan yang tetap berlangsung baik dengan saudaranya.

...

Dengan raut wajah yang cemas Davian langsung menuju rumah Adin setelah pulang sekolah. Ia baru mengetahui bahwa Adin sedang sakit saat absen menyebut 'Adinesa Edelweisesa' dengan keterangan 'sakit'. Sesampainya di rumah Adin,ia langsung memarkirkan motor ninja merah kesayangannya dan mengetuk pintu rumah Adin yang berwarna putih susu.

"Assalamualaikum" Panggil Davian seraya mengetuk pintu rumah Adin

"Waalaikumsalam" Panggilan tersebut di sauti oleh bunda Adin yang bernama Aliza, "eh nak Davian,mau jenguk Adin ya?" Tanya bunda Aliza bersamaan dengan Davian mencium tangannya

"Iya bun,tadi waktu absen keterangan Adin sakit jadi Davian langsung kesini" jawab Davian dengan nada sedikit gugup

"Langsung aja nak masuk ke kamar Adin di atas" bunda Liza mempersilahkan Davian untuk masuk ke rumahnya dan menemui Adin

Sesampainya di kamar Adin dengan pintu yang sedikit terbuka,Davian masuk dan melihat Adin sedang meringkuk di atas Kasur dengan selimut kesayangannya bergambar sofia the first berwarna ungu. Davian mendekat ke arah Adin dan menempelkan punggung tangannya di kening Adin.

Hangat dan berkeringat

Davian menghela nafas serta berniat keluar dan membiarkan Adin istirahat. Namun tangan Adin menahannya. Davian melihat wajah sayu Adin sehingga ia mengurungkan niatnya untuk keluar tadi.

"Disini aja,jangan kemana-mana" pinta Adin dan mendapat anggukan dari Davian

Davian duduk di sisi tempat tidur Adin tepatnya di sebelah kanan Adin

"Kamu minum es lagi? Hm?" Tanya Davian sambal mengusap pucuk kepala Adin

Adin hanya tersenyum sedikit lebar. Davian langsung mengetahui bahwa jawabannya adalah 'iya'

Sambil memandang jendela kamar Adin,Davian menyeletuk kesal "Udah dibilang jangan minum es,masih aja" dengan sedikit menyesal Adin menjawab "Maaf Dav,lagi pengen hehe".

Dalam lubuk hati Davian,ia ingin memarahi Adin karna kecerobohan yang sering ia lakukan di ulangi. Padahal Adin sendiri tau kalau dia tidak bisa minum es,tapi Adin adalah anak yang keras kepala. Melihat wajah Adin yang sayu dan pucat,ia mengurungkan niat nya untuk memarahi Adin. Ia tidak tega harus memarahi perempuan yang sedang mengobati lukanya.

"Kamu mau makan apa biar aku beliin,hm?" Tanya Davian seraya menawarkan makanan sambil mengusap pucuk kepala Adin dan membujuk Adin untuk makan. Karna bunda Liza tadi bilang kalo Adin nggak mau makan dan susah minum obat.

"Aku mau bubur ayam sama sate puyuh mang Tio" jawab Adin dengan suara yang lemas. Saat Davian hendak berdiri untuk membeli makanannya,Adin malah menahan tangan Davian.

"Kamu disini aja,biar pesennya lewat ojek online"

Davian terpaksa meng-iya kan permintaan Adin,atau nggak dia bakalan menggerutu sepanjang hari dengan Davian. Akhirnya Davian memutuskan untuk memesan lewat aplikasi saja.

...

Adin memakai hoodie H&M kesayangannya yang berwarna coklat susu pemberian dari Davian sewaktu ia berulang tahun tiga bulan yang lalu. Ia turun sarapan dan langsung pergi di antar oleh supir pribadinya.

Sesampainya di kelas,ia bertemu dengan tiga orang sahabatnya yaitu Thaya,Belinda dan Bian.

Mereka ber tiga langsung menghampiri Adin dan menyuruhnya duduk di sebelah tempat duduk Thaya.

"Adinnn" panggil Thaya sambil berteriak dan disambut dengan Adin,Belinda dan Bian yang menutup kuping mereka masing-masing, "Sumpah ya,gak ada lo dua hari aja di sekolah sepi banget seriuss" ucap Thaya sambil membuat raut wajah yang sedikit 'alay'. Adin hanya memutar bola matanya malas sambil mengambil beberapa buku untuk mata pelajaran pagi ini

"Lebay banget lo aya serius,gak sebegitu juga" jawab Belinda sedikit malas dan melanjutkan kegiatannya

"Tapi kan emang gitu kenyataannya Belinda,lo aja yang gak ngerasa" jawab Thaya dengan nada yang gak mau kalah dan di jawab kembali dengan tatapan sinis Belinda.

"Udah-udah mending duduk,ntar lagi bu Lusi masuk nih" ucap Adin menenangkan teman-temannya

...

Btw aku mau sedikit menjelaskan tentang Thaya,Belinda dan Bian

Thaya itu sahabat Adin dari kelas satu SMP,mereka berdua selalu satu kelas dan selalu duduk sebangku. Thaya memiliki sifat lebih keras kepala dari Adin tapi saat menasehati orang,Thaya selalu berkata dengan lembut dan sopan

Belinda itu teman dari kelas satu SMA Adin. Belinda memang memiliki sifat yang tidak ingin kalah dan ingin mendapatkan apa yang ia inginkan

Bian itu teman dari kelas satu SMA Adin juga. Bian memiliki sifat mudah mengalah,ya karna teman-temannya perempuan semua. Tapi dulu Bian nggak laki-laki sendiri di sini,dulu masih ada Zanendra. Tapi ya karna permasalahan waktu itu,Zanendra memutuskan untuk keluar dari sirkle pertemanan kami.

Davian & Pilihannya | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang