28 ~ Penyesalan Davian

8 1 0
                                    

"B-bel" gadis itu mundur selangkah

"Iya Din,gue kesini bareng Davian" ujar Belinda sambil menautkan tangannya pada lengan Davian. Davian tidak merespon apapun

Adin hanya tersenyum miris. Kenan menautkan tangannya pada tangan Adin

"Kalian berdua paca-"

"Nggak" belum selesai Belinda bertanya,gadis itu sudah menjawab duluan

"Terus kenapa jalan berdua?" Tanya Belinda dengan wajah angkuhnya

Kenan memajukan tubuhnya ke arah mereka berdua, "Emang kenapa? Nggak boleh jalan kalo nggak pacaran? Apa harus pacaran dulu? Atau harus ngerebut punya orang dulu baru boleh jalan bareng?"

Deg!

Mereka bertiga terdiam dengan 3 pertanyaan yang di lontarkan Kenan barusan. Davian sedikit tidak terima dengan pertanyaan Keenan barusan

"Maksud lo apa nanya gitu?!"

Adin yang tidak ingin terjadi pertengkaran disana,mendesak Keenan untuk segera pergi dari sana, "Kak udah kita pergi aja" gadis itu menggoyangkan lengan kiri kenan

Kenan memegang lembut tangan Adin yang berada di lengannya. Memberi isyarat bahwa semuanya akan baik-baik saja

"Pacaran kok sama sahabatnya,haha"

"Jaga mulut lo!" Davian mengeraskan suaranya yang membuat seluruh pengunjung di ruangan itu menatap mereka

Adin hanya terdiam tidak tau harus apa. Ia ingin mengajak Kenan pergi tapi Kenan tidak mau. Jantungnya berdegup kencang bukan karna salting tapi karna takut. Takut hal yang tidak ia harapkan terjadi di tempat ini

"Lo pernah nggak sih sekalii aja ngeliat dia itu sebagai wanita? Bukan sebagai pasien yang lagi nyembuhin lukanya dan minta pertolongan lo sebagai obat!" Mata laki-laki itu sedikit memerah,ia tidak tahan jika wanitanya pernah di perlakukan buruk oleh sahabatnya

"Buka mata lo Dav" lanjutnya sambil menunjuk ke arah mata Davian yang sedikit memerah

"Dan lo Belinda. Lo pernah nggak sih liat dia sebagai sahabat lo? Bukan sekedar teman yang datang saat butuh. Lo juga wanita sama kayak dia,apa lo pernah mahamin perasaan dia sekarang? Sebagai wanita seharusnya lo bisa ngerti hati wanita lain!"

Davian dan Belinda terdiam. Pernyataan Kenan barusan bukanlah sebuah kesalahan,melainkan kebenaran. Adin meneteskan air matanya,ia tidak menyangka Kenan akan berbicara sebijak itu. Hatinya terasa lega karna sebagian unek-unek hatinya sudah tersampaikan melalui Keenan

"Yuk pulang" ajak Kenan lalu menautkan jarinya pada jari Adin

Mereka berjalan menuju pintu keluar dengan wajah penuh emosi. Seharusnya hari ini ia akan menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman dengan Adin. Tapi semua rencananya gagal oleh satu orang yang ingin sekali ia selesaikan tadi

"Din"

"Hm? Iya kenapa kak?"

Laki-laki itu berhenti lalu menatap netra Adin, "Maaf ya kalo hari ini nggak sesuai sama apa yang lo harapin"

Gadis itu hanya tertawa ringan, "It's oke kak. Nggak usah di pikirin santai aja"

"Btw makasih ya" lanjutnya

"Untuk?"

"Udah ngebelain gue. Makasih karna secara tidak langsung,lo udah nyampein unek-unek gue" gadis itu menatap Keenan sambil tersenyum

Kenan meletakkan telapak tangannya pada kedua bahu Adin, "Lo itu emang pantes buat dibela Din. Karna lo itu nggak salah. Yang salah itu orang yang udah sia-siain lo"

Davian & Pilihannya | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang