29 ~ Mesin Waktu

10 1 0
                                    

Bukankah kau tau bahwa senja harus pergi?
Dan dia juga telah mencoba membuatmu mengerti
Ketika hatimu perlahan-lahan mencoba memahami
Memahami berbagai macam sinyal yang di berikan setiap hari

Aku tau,
Setiap senja pasti membawa kebahagiaan
Tapi bukanlah kebahagiaan yang tengah di rasakan
Mungkin kebahagiaan itu akan datang ketika kita sudah tidak lagi saling mengenal

Beberapa penggal kalimat indah ia tuliskan di atas kertas putih dengan tinta hitam. Menutupnya rapat-rapat di dalam sebuah buku catatan berjudul 'Tenggelam Dalam Bait Puisi'

Buku yang selalu menjadi saksi kisahnya,buku yang tidak ingin ada seorang pun yang membukanya kecuali dirinya sendiri atau suatu saat nanti seseorang dengan satu keadaan yang tak terduga

Gadis itu mendaratkan dahinya di atas tulisan itu. Memejamkan matanya untuk merehatkan pikirannya sejenak

Siang ini ia belum makan sedikitpun. Bibinya berkali-kali sudah menyuruhnya untuk makan,tapi ia enggan menurut. Jikalau bunda nya ada di rumah,ia pasti akan langsung dimarahi

Gadis itu tersentak kaget saat ponsel di sampingnya berdering

"Astagfirullah Thaya ngapain sih?"

Segera ia menggeser ikon berwarna hijau,kemudian terdengarlah suara menggelegar Thaya

"Assalamualaikum Adinn! Gue ada kabar bagus nih!"

"Waalaikumsalam apaan?"

"Gue dapet tiket nonton live musicnya budi mesin waktu!"

Gadis itu memiringkan sedikit kepalanya heran, "Budi mesin waktu? Siapa anjir!"

"Ahh masa lo nggak tau sih?! Lagunya kan sering lo dengerin!"

Aaa rupanya Budi Doremi,ia kira siapa kok seperti kenal tapi nggak kenal, "Oalah Budi Doremi itu Thaya bego! Budi mesin waktu sejak kapan namanya begitu?! Orang-orang pada tau nya Budi Doremi,bukan BUDI MESIN WAKTU!"

"Yaa tapi kan setiap dia keluarin lagu namanya otomatis ganti Din!"

"Gatau deh gue pusing!" Gadis itu menggeleng kan kepalanya heran dengan sahabatnya yang satu ini

"Terus gimana?" Lanjutnya

"Ya kita nonton lahh masak tiketnya gue bakar"

"Tapi Din! Bian nggak bisa ikut katanya"

Adin menautkan alisnya bingung,biasanya Bian akan selalu bisa saat mereka mengajaknya pergi kemanapun, "Kenapa nggak bisa?"

"Dia mau ke Jakarta besok,jadi malam ini katanya dia mau beres-beres"

"Tumben nggak ngabarin kita?" Tanyanya

"Gue aja baru dikabari katanya mendadak banget berangkatnya"

Gadis itu hanya meng-oh kan ucapan Thaya walaupun temannya itu tidak bisa melihat mulutnya

"LO DENGER NGGAK?!"

Suara menggelegar dari seberang sana memekakkan telinganya. Spontan ia menjauhkan benda pipih itu dari telinganya, "Denger gue denger!"

Mata gadis itu memandang langit-langit kamar sedang memikirkan kemana nantinya satu tiket tersisah, "Thay,satu tiketnya gimana?"

"Emm gue pikir-pikir sih mending lo kasih kak Kenan aja mau nggak?!"

"Kak Kenan?! Gila lo mana mungkin dia bisa Thay! Banyak urusan tuh anak"

Davian & Pilihannya | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang