18 ~ Cafe Arion

8 2 0
                                    

Gue ada di sana Dav

Berhenti di depan Arion café –nama café dekat rumah Adin--. Davian langsung memarkirkan motornya dan berjalan bersama masuk ke dalam café.

"Dav,kita duduk sini ya" gadis itu menuju tempat duduk yang Davian dan Belinda duduki kemarin

"Disana aja Din,yang agak pojokan sedikit"

Adin semakin mengajak Davian untuk meng iya kan keinginannya

"Yaudah kita duduk sini" akhirnya Davian menyetujui permintaan Adin

Mereka lalu memesan makanan ringan dan dua latte

"Makasih mas" ucap Adin saat pelayan café itu mengantar pesanannya

Davian hanya mengaduk-aduk minumannya dengan raut wajah seperti ada sesuatu yang salah

"Kenapa diaduk-aduk doang Dav?" tegur Adin membangunkan Davian dari lamunannya

"Nggak papa" jawabnya singkat sambil sedikit tersenyum simpul pada Adin

Adin membuang nafas kasar dengan wajah yang sudah sangat tidak nyaman. Ia ingin pulang,tapi ia juga ingin mendengar sebuah kejujuran dari Davian

"Pernah ada sesuatu di bangku ini? Sampe kamu nolak buat pergi kesini dan duduk dikursi yang aku pilih ini?"

Davian masih tetap menundukkan pandangannya dan tidak menjawab satu pun pertanyaan Adin

"Jawab Dav?!"

"Apa kamu pernah ngeresmiin hubungan di tempat ini?!" Adin sudah tidak tahan lagi untuk menanyakan hal itu pada Davian

"DIN!" sontak Adin memundurkan wajahnya dari hadapan Davian. Ia cukup kaget dengan bentakan Davian barusan

Mata gadis itu sudah sedikit memerah dan menahan agar air matanya tidak jatuh di hadapan Davian

"Kenapa terus terusan nanyaain hal itu HA?!"

Melihat mata Adin yang sudah memerah,ia mengacak kasar rambutnya. Perasaannya sudah sangat kalut

"Gue cuma pengen tau aja..." gadis itu menghentikan ucapannya karna air matanya yang sudah lolos keluar. Dengan sesak di dadanya,ia melanjutkan perkataannya

"...apa bener pasangan yang malam itu meresmikan hubungannya di tempat ini adalah lo dan Belinda"

Deg

Seketika Davian kehilangan kata-katanya,mulutnya seperti terkunci ribuan gembok. Tubuhnya membeku tidak bisa di gerakkan. Matanya menatap Adin yang sedang menangis di hadapannya

"Nggak mungkin Adin ada di sini malam itu" batinnya

...

Laki-laki itu menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu setelah tadi membujuk Adin untuk ia antar pulang. Tapi alhasil gadis itu menolak ajakkan Davian dan memutuskan untuk pulang sendiri

Wajahnya sangat kusut tidak beda jauh dengan hatinya. Ia bingung. Bingung harus menjelaskan apa pada Adin

Gadis itu mengetahui segalanya.

Segalanya pada malam itu. Gadis itu tau. Malam yang mungkin menjadi alasan ia demam tinggi kemarin

Malam itu Davian memang merasakan kehadiran Adin di sana,tapi ia tidak melihatnya. Ternyata feeling nya benar. Ia seperti menyesal telah membuat Adin hancur. Mungkin lebih hancur dari yang ia bayangkan

"LO BODOH!" laki-laki itu menghancurkan vas bunga di hadapannya. Melempar beberapa barang di sana dan membuat hampir seluruh ruangan itu berantakan

Ia menangis menyesal. Laki-laki itu berteriak sambil menarik kasar rambutnya yang sudah banjir keringat

"BEGO DAV BEGO! SIALAN LO DAV!!"

"PIKIRIN PERASAAN ADIN BEGO,TOLOL AAKKHH!!"

Laki-laki itu menangis meraung. Tangisannya memenuhi seisi ruangan,beberapa pecahan vas berserakan di ruang tamu. Genangan air membasahi lantai sekitaran sofa bernuansa Eropa

Hari itu yang ia rasa akan terasa menyenangkan ternyata malah membuat semuanya kacau. Mungkin saja setelah ini ia akan sangat jarang bertemu gadis itu. Mungkin Adin akan mulai menjaga jarak darinya dengan alasan menjaga perasaan Belinda

Padahal seharusnya ia lah yang menjaga perasaan Adin,tapi laki-laki itu gagal. Ntah apa pandangan Adin padanya nanti,gadis itu pasti sangat kecewa dan hancur

Kepercayaannya pada Davian mungkin akan menghilang

...

Hari ini hari pertama Adin masuk setelah izin tiga hari. pagi yang berjalan lancar seperti biasanya

Melakukan rutinitas seperti biasa tanpa memikirkan kejadian kemarin. Sejujurnya ia ingin izin satu hari lagi,kepalanya sedikit pusing lantaran kehujanan kemarin saat ia pulang sendiri dari café

"Dek,ini susu sama rotinya bunda taruh di meja makan ya! Cepet turun nanti telat kamu sayang!" teriak bunda menyadarkan lamunan Adin

"Iya bunda sebentar lagi Adin turun!"

Gadis itu dengan segera mengambil tas dan jaketnya lalu turun kebawah. Karna jika bundahara yang sudah bergerak ke kamar Adin,maka... kalian pasti tau apa yang akan terjadi

"Selamat pagi bundahara dan ayahandaa!!" sapanya sambil menuruni anak tangga dengan sedikit berlari

"Hati-hati jatoh kamu aduhh!" bunda langsung menaruh teplon dan menghampiri anak tunggalnya itu untuk menjewer kecil telinganya

"AH AH ADUH BUNDA IYA MAAF!"

"Kalo jatuh gimana toh!"

"I-iyaa maaf bundaa" ucapnya manja seraya memeluk erat bundanya sampai bundanya sedikit tidak bisa bernafas

"Udah udah bunda nggak bisa nafas begini!"

"Ayok sini duduk,nanti kamu telat loh dek" akhirnya ayah menengahi mereka berdua

Mereka sarapan dengan tenang dan harmonis sambil bercanda ringan yang dapat mengeluarkan tawa Adin sedikit lebih keras dari mereka

"Eh dek"

"Iya kenapa bun?"

"Kamu kapan libur kuliah?" tanya bunda sambil mengoles selai coklat pada rotinya

"Emm belum tau sih bun,emang kenapa?" gadis itu menjawab sambil memasukkan roti selai coklatnya ke dalam mulut

"Rencananya waktu kamu libur,kita mau ke rumah eyang. Udah lama banget nggak kesana kan?"

"Ohh iyaa yaa. Yaudah nanti Adin tanya dulu. Adin juga kangen bangett sama eyang"

"Yaudah nanti jangan lupa tanya. Udah sekarang habisin cepet habis itu pergi ke kampus bareng ayah" suruh bunda agar Adin bisa cepat pergi dan tidak telat kelas paginya

Setelah selesai menghabiskan roti dan susunya,gadis itu langsung berpamitan dengan bundanya lalu menuju mobil yang akan di kendarai ayahnya

Biasanya Davian lah yang akan menjemputnya,tapi ia bilang pada orang tuanya bahwa Davian tidak ada kelas pagi. Walaupun itu hanya alasan semata Adin agar orang tuanya tidak banyak bertanya

...

Jangan lupa vote dan komen ya temen-temenn

Follow juga IG aku @adindaalw_

Salam dari davian

Davian & Pilihannya | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang