Kapan cinta itu datang?
Pagi yang sejuk menyisahkan genangan hujan semalam di kota Bandung. Orang-orang mulai keluar untuk memulai aktivitas masing-masing. Sama halnya dengan Adin yang sedang terburu-buru menuju SMA Nusa Indah karna lima menit lagi pagar akan di tutup. Akhirnya Adin berhasil sampai tepat saat pak satpam perlahan menutup pagar sekolah.
"hah,hah,hah..." Adin mengatur nafasnya setelah tiba di dalam kelas
"Tumben lo hampir telat Din,biasanya rajin lo pagi-pagi udah dateng" tanya Thaya sedikit heran, "kalo bisa subuh,subuh lo dateng saking rajinnya" lanjut Thaya
"Husstt diem bentar lo,gue capek" ucap Adin seraya meminum air yang telah ia bawa dari rumah
"Jangan pada nanya ya kenapa gue telat" lamjut Adin dengan nada sedikit ketus
"Iya iyaa pacarnya Na Jaemin" ucap Bian sedikit mengolok-olok Adin. Adin hanya membalasnya dengan senyuman genit
Pelajaran pertama di mulai yaitu biologi. Sambil memperhatikan bu Dwi menerangkan,mata Adin sesekali melirik ke arah Davian yang sedari tadi mencatat materi penjelasan bu Dwi. Pikirannya bertanya-tanya mengapa Davian tidak membahas tentang Belinda meminta nomornya ke Adin.
"Woii kok lo ngelamun aja sih" ucap Thaya berbisik sambil menepuk kecil bahu Adin menyadarkan temannya itu.
"Eh gak papa,lanjut aja" jawab Adin setelah tersadar dari lamunannya.
...
Bel istirahat akhirnya berbunyi semua murid mulai keluar dari kelas masing-masing meramaikan koridor. Beda halnya dengan Adin yang masih setia membaca novel untuk matamu di dalam kelas sendiri sambil mendengar musik yang mendominasi dengan isi buku itu. Beberapa waktu kemudian Davian membawa cimol dan menghampiri Adin yang tengah asik dengan dunianya.
"Din" panggil Davian dengan lembut lalu duduk di kursi depan Adin
"Eh Dav,kenapa?" tanya Adin setengah terkejut
"Nih gue bawain cimol with bumbu kombinasi kesukaan lo" ucap Davian dengan raut wajah bahagia
"Hehe thanks Dav" ucap Adin singkat sambil tersenyum menatap mata berwarna coklat terang Davian. Perasaan Adin saat itu seperti mendapat doorprize. Ia bersyukur karna telah di pertemukan dan di perkenalkan dengan sosok seperti Davian.
"Lo tau nggak siapa yang kasih nomor gue ke Belinda?" pertanyaan yang terlontar dari mulut pria itu seketika membuat Adin membeku. Jantungnya seketika berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Pasalnya ia tau kalau Davian tidak suka jika ada yang memberi nomornya tanpa izin.
"eng-nggak tau Dav" jawab Adin sedikit terbata dan melanjutkan kegiatannya
Davian menatap Adin dengan tatapan curiga. Karna siapa lagi yang akan mempunyai nomor Davian selain Adin dan ke tiga temannya.
"Jujur aja Din,gue gak akan marah kok" ucap Davian meyakinkan Adin agar berkata jujur
"I-iya,gue yang kasih" ucap Adin, "Tapi Dav,seriusan gue sebenernya gak mau kasih nomor lo. Tapi nggak mungkin gak gue kasih kalau tujuan dia mau ngucapin makasih ke lo karna udah anterin dia pulang" ucap Adin dengan wajah yang menunduk karna merasa bersalah. Dengan wajah seperti mengintograsi,Davian hanya memperhatikan apa yang Adin sampaikan.
"Terus kenapa gak dia suruh lo yang sampein ke gue atau nggak dia bisa bilang makasih di kelas?" ucap Davian dengan nada yang masih santai,karna ia tidak mau membuat Adin merasa bersalah.
"Gue udah bilang,tapi lo tau kan Belinda itu kayak gimana"
"Btw dia ada bahas hal lain nggak sama lo?" tanya Adin dengan wajah yang sangat penasaran
Davian langsung mengangguk
"Ehh apaan Dav,cerita dongg" ucap Adin penasaran
"Dia ngajak gue pacaran" sahut Davian dengan santai
"WHATT!! ANJIRR"
"Hehh mulutnya" ucap Davian sambil menepuk kecil mulut Adin,"Haha nggak kok Dinn gue bercanda doang" goda Davian sambil menyubit pipi cabi Adin
Wajah Adin memerah bukan karna pernyataan Davian tadi,tapi karna perlakuan Davian yang mencubit pipinya. Akhirnya bel masuk berbunyi dan Davian kembali ke kursi nya. Dilanjutkan dengan pelajaran selanjutnya dan bel pulang
...
Adin melemparkan tas nya ke atas tempat tidur yang di ikuti dengan dirinya. Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Adin,walaupun senin ini tidak ada upacara karena langit tidak mendukung. tapi karna hari ini hari senin,ntah kenapa selalu membuat Adin merasa lebih lelah di banding hari-hari lainnya.
Di tengah kelelahannya Adin mulai memikirkan tentang ujian nasional yang mungkin akan di laksanakan dua minggu lagi. Walaupun pihak sekolah belum memberi tau secara pasti,tapi rasa takut Adin setiap hari selalu bertambah apalagi saat Adin melihat buku UTBK dan SBMPTN.
Saat ia tengah asik membaca beberapa berita tentang hari ini,tiba-tiba notifikasi muncul dari grup kelas mereka. Alangkah terkejutnya ia saat melihat pesan dari bu lia. Pasalnya bu lia memberikan informasi jadwal ujian nasional yang akan di laksanakan sati minggu lagi tepatnya senin depan.
"ASTAGFIRULLAH KOK CEPET BANGET" ucapnya sambil ber acting seperti orang yang sedang marah
"Barusan gue mikirin lo UN kenapa tiba-tiba muncul jadwal lo sihh!!" lanjut Adin masih dengan acting yang sama.
Setelah lelah dengan kelakuannya barusan,akhirnya Adin memutuskan untuk membersihkan diri lalu makan malam bersama keluarganya.
...
Hari ini bunda memasak makanan kesukaannya yaitu nasi goreng ter enak di dunia. Iya,ia sangat menyukai nasi goreng buatan bundanya. Adin bilang kalau nasi goreng buatan bundanya itu tidak ada tandingannya. Ia mengambil porsi yang cukup memenuhi piring sofia miliknya. Di tengah-tengah kegiatan makan bersama,tiba-tiba ayahnya yang bernama Wildan mengatakan bahwa mereka ber dua akan pergi ke luar negri karna pekerjaan ayahnya.
"Adin,dua hari lagi ayah dan bunda akan pergi ke Turki untuk urusan bisnis keluarga kita" ucap ayah dengan sangat hati-hati
"Berapa lama yah? Kok baru ngabarin Adin?" tanyanya sedikit tidak terima dengan perkataan ayahnya tadi
"Sekitar tiga minggu saying" ucap bunda seraya mengelus pucuk kepala Adin dengan lembut
Ia terkejut dengan waktu yang bunda katakana barusan,tapi mau tidak mau ia harus bisa mengurus dirinya selama kurang lebih tiga minggu
"Tapi minggu depan Adin mau UN bun"
"kamu boleh ajak temen kamu nginep di sini buat belajar bareng,ya. Nanti kalo perlu apa-apa hubungi bang Haikal ya saying" jawab bunda yang hanya mendapatkan anggukan darinya
Makan malam kali ini berlangsung dengan tidak menyenangkan. Padahal awalnya ia sangat ingin menceritakan tentang pelajarannya dan jadwal UN yang sudah dekat. Orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Tapi ya bagaimanapun ia harus memaklumi hal itu.
Malam ini ia tidak membuka handphone nya walau hanya sekedar melihat pesan masuk. Setelah makan malam selesai,ia langsung membuka buku pelajarannya dan harus bekerja keras agar mendapatkan nilai yang memuaskan. Setelah kegiatan belajar,ia pun langsung merebahkan tubuhnya di Kasur dan segera tidur.
...
Huhuu udah mau ujian nihh
Kira-kira Adin bisa nggak yaa??
Salam dari Davian🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Davian & Pilihannya | Na Jaemin
Teen FictionAdinesa Edelweisesa seorang gadis berusia 17 tahun yang hatinya di patahkan oleh Zanendra Gajendra sahabat sekaligus orang yang ia cintai. Gadis yang harus menerima kenyataan bahwa orang yang ia cintai,menyukai saudaranya sendiri. Lebih dari satu ta...