32❄🍦

895 135 17
                                    

32|| Bully

Hari ini Winter masuk sekolah seperti biasa. Matahari pagi ini bersinar sangat terang, Winter bisa merasakan udara sejuk saat dia berjalan melewati gerbang sekolahnya.

Sampai di koridor, dahi Winter berkerut menyadari banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Mereka memasang tatapan penasaran dan tak suka secara bersamaan.

"Itu bukannya dia?"

"Siapa?"

"Winter Aurora, yang lagi rame di grup angkatan kelas 12," ucap salah satu dari mereka dengan pandangan jijik.

"Oh itu yang katanya godain kak Jaemin ya?!"

"Cewek gak bener kayak dia, apa aja bisa dilakuin."

"Sok iye banget, najis."

"Sampah!"

"Bitch!"

Makin Winter berjalan melewati mereka omongan-omongan itu semakin masuk ke dalam indera pendengarannya. Winter tidak tahu apa yang salah dari dirinya pagi ini.

"Beneran dia sama Jaemin ada hubungan?" tanya salah satu orang itu.

"Mukanya mirip cabe-cabean gitu! Pantes jadi pelakor!" jawab teman di sebelahnya.

"Sok polos banget anjir, mending kak Karina lah kemana-mana."

Winter menutup telinganya, berusaha tak mendengar ucapan murid-murid itu.

Namun semakin Winter tutupi, telinganya justru menangkap kata-kata tak pantas dari mereka. Detik ini juga Winter merasa berjalan di koridor terasa sangat panjang dan melelahkan.

"Cantikan juga gue kemana-mana. Modal lugu doang aslinya jalang. Orang kak Jaemin udah punya pacar main embat aja!"

"Bener banget! Waktu itu gue lihat dia pulang bareng Jeno."

"Gila-gila, udah dipakek sama berapa cowok tuh!" Mereka semua berseru karena ucapan-ucapan barusan.

"Jangan-jangan main sama om-om juga! Jablay!"

"ANJING LO SEMUA!!"

Sungchan dateng langsung berteriak memaki, dia menarik Winter ke dekapannya. Di samping Sungchan, Ningning sudah bersiap dengan sapu di kedua tangannya.

Hari ini Sungchan dan Ningning memang kebagian piket pagi, mereka enggak sengaja ngeliat Winter di caci maki di koridor. Langsunglah mereka turun ke sini demi membasmi kejahatan.

"Ngomong apa kalian barusan hah?!" sentak Ningning berapi-api, dua sapu ditangannya udah ditodongkan ke orang-orang di sana.

"Mulut kalian pernah di sekolahin gak si?!" Ningning tak habis pikir. "Percuma otak pinter tapi mulut kayak uler, berbisa!" geramnya.

"Apa sih lo! Dateng-dateng sok pahlawan." cibir salah satu orang di sana.

"Tanya sama temen lo itu udah dipakek sama berapa orang?"

Pertanyaan yang berasal dari cowok yang berdiri di tengah barisan itu membuat emosi Ningning dan Sungchan memuncak. Sementara Winter sendiri lebih memilih bersembunyi dipelukan sahabatnya.

"Heh monyet sini maju lo, mulut lo udah pernah dipakek buat nelen gagang sapu belum!" Ningning mengayunkan tinggi-tinggi sapu di genggamanya, mengarahkannya pada cowok mulut lemes itu.

"Apa hah? Gue ngomong fakta, lo nggak lihat foto yang lagi rame?" balas cowok itu.

Sungchan sama Ningning saling tatap-tatapan nggak tau maksud perkataan cowok itu.

"Cih, lo aja sahabatnya pada nggak tau!"

"Hahaha! Emang bener jalang!"

"Bubar sebelum gue bawa kalian semua ke Bk!" Teriakan menggema di tengah koridor itu membuat orang-orang di sana menoleh ke sumber suara.

Dear Winter [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang