44❄🍦

918 129 34
                                    

Maaf baru update bestie. Gatau nih wp gue yang error apa indosat gue. Kesel bgt zzz. Unistall update tetep aja error.

44|| Cemburu

Kak Jaemin : gue di taman komplek, tempat kita biasa main dulu.

Kak Jaemin : cuma mau bilang. Siapa tau lo mau dateng.

Kak Jaemin : maaf winter untuk semuanya. Itu yang pengen gue bilang seandainya lo gak mau datang ke sini.

Winter menghembuskan napas panjang menatap deretan pesan yang masuk ke ponselnya. Udah malam, ngapain kak Jaemin ada di taman?

"Siapa?"

"Ah eh, bukan siapa-siapa," jawabnya gugup.

Jeno yang lagi nyetir di sampingnya cuma ngangguk pelan. Dia percaya sama Winter sepenuhnya.

"Makasih kak udah anter aku pulang. Padahal aku bisa naik taksi."

Jeno menggeleng, gak setuju sama ucapan Winter. Cowok itu ikut keluar dari mobil, menatap kamar Winter di lantai dua dari bawah sini.

"Sana masuk, dingin. Gue pulang."

"Kakak gamau mampir?"

"Lain kali ya. Salam buat orang tua lo. Makasih udah izinin anaknya keluar sama Jeno."

Winter tertawa mendengar ucapan Jeno, astaga semenjak mereka berpacaran, Winter jadi ngerasa pacarnya itu terlalu kalem. Beda banget sama imagenya yang dulu galak.

"Bye," Winter melambaikan tangan menatap mobil Jeno pergi dari depan rumahnya.

Sampai di kamar, Winter mengetuk pelan ponselnya, dia bingung mau nemuin Jaemin apa enggak. Sekarang udah jam 8 malam, Winter berharap Jaemin udah pergi dari sana.

Mendesah kasar, Winter meraih jaketnya di lemari. Dia memakainya dengan buru-buru dan berjalan menuruni tangga.

"Kakak mau kemana malem-malem gini?" tanya Taeyeon ngelihat Winter mau pergi.

"Jalan ke taman komplek kalau malam gelap gak ma?" tanya Winter memakai sebelah kaus kakinya.

Seingatnya dulu saat kecil penerangan di sana belum terlalu baik, alias gelap sana-sini, dia kan takut. Ke rumah Jaemin aja ngeri apalagi muter ke belakang rumah itu buat sampai ke taman.

"Kamu mau ngapain ke sana?"

Winter terdiam, dia gak bisa jawab.

"Jaemin ya?" tebak Taeyeon tepat sasaran. "Enggak gelap kok. Kalau gak berani malem-malem minta ketemuan besok siang aja."

"Saran mama jangan berantem lama-lama. Mama tau Jaemin salah, salah banget. Dia pasti punya alasan buat itu semua kan?"

Winter mendengarkan nasehat mamanya dengan seksama. Dia mengangguk di akhir ucapan mamanya.

"Sebenernya mama kasihan sama Jaemin. Dia anak yang baik, hanya karena Yunho tidak mendidiknya dengan benar dia jadi seperti itu." desah panjang keluar dari bibir wanita itu.

"Kamu baik-baik sama dia ya sayang?"

"Iya ma. Kak Jaemin kan kakak sekaligus temennya Winter." Ucapnya sambil tersenyum.

Perasaan untuk Jaemin sepenuhnya sudah menghilang. Winter lega.

*****

Winter menatap taman di depannya. Taman komplek yang terletak di belakang rumah Jaemin. Dia harus muter jalan supaya bisa ke sini, untung saja jalanannya terang sama seperti yang mamanya katakan.

Dear Winter [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang