38|| Aura Permusuhan
"Gerah banget gue pakek baju merah-merah gini!" Tangan Ningning ngipasin wajahnya sendiri. Dia kepanasan sejak turun dari bus dan masuk ke area tribun penonton.
"Elah, bagusan juga sekolah kita. Napa sih harus jauh-jauh ke Bandung," kata Ningning antara gemas dan sebal.
"Diem, ayo kita ke sana!" Sungchan menuntun mereka bertiga buat duduk di salah satu bangku di sana.
"Dari sini oke juga." Chenle dudukin bokongnya, dia menepuk kursi di sebelahnya buat Winter.
"Makasih," ucap Winter.
Sungchan rasa ingin memukul kepala Chenle. Dia udah mau duduk jejeran sama Winter padahal. Jadi gagal gara-gara dia.
"Hai adek-adek," sapaan Karina membuat mereka berempat sontak menoleh ke sumber suara.
"Kak Karina?"
Sungchan berdiri dari duduknya, dia sebagai yang paling pinggir kini merasa beruntung karena bisa di sapa idolanya dari jarak sedeket ini pula.
"Hai," ucap Karina ramah. Sok ramah iye.
Beda sama Winter, Ningning, dan Chenle yang nanggepinya biasa aja, Sungchan dengan heboh menjabat tangan ketua klub dance itu.
"Gue boleh kan duduk di sini?" tanya Karina sebelum jalan ngelewatin mereka. Dia nunjuk dua bangku kosong di sebelah Winter.
"Duduk tinggal duduk ribet banget elah."sinis Ningning, cewek itu enggak berhenti ngipasin wajahnya pakek balon.
"Husss!" Sungchan nginjek kaki Ningning yang duduk di sebelahnya. Gak sopan banget dia ngomong gitu.
Ningning mencubit paha Sungchan membuat cowok yang masih berdiri diam di tempatnya itu meringis.
"Aw aw, silahkan kak!" Sembari memegangi kakinya yang perih Sungchan membiarkan Karina duduk di bangku pilihannya.
Karina dan Giselle duduk di dua tempat yang masih tersisa itu dan menunggu giliran tim futsal MCS turun ke lapangan.
Winter yang duduk sebelahan sama Karina ngerasa enggak nyaman, tapi dia berusaha nahan semuanya.
Winter mengingat perkataan teman-temannya, dia harus berani. Gak boleh jadi penakut. Kalau enggak salah kenapa harus takut.
Tiba-tiba aja Ningning memukul kepala Sungchan pakek balon ditangannya. Kayaknya emang mukul Sungchan bakalan jadi hobi barunya selain adu mulut.
"Mata lo bisa gak enggak jelalatan!" Ningning gedek sendiri ngeliat Sungchan gak berhenti natap Karina.
Dari banyaknya cewek yang duduk di tribun kenapa dia harus natap Karina? Gak ada yang lain apa!
Oke wait Ningning jadi merasa aneh sendiri sama dirinya. Ini dia enggak lagi cemburu kan? Enggak lah ya.
Dia udah sebel sama Karina dari awal, cewek itu bener-bener pinter ngedrama. Makanya dia gak suka lihat Karina deket-deket sama kak Jaemin apalagi sama kakaknya. Dan sekarang malah Sungchan ikut-ikutan ngepens, hadeh!
Dasar mbak kunti!
"SSS! Suka suka Sungchan!" dengusnya meniru slogan Ningning.
"Siki siki singcin nyenyenye."
Chenle hanya melihat perdebatan itu tanpa mau menyahuti. Dia enggak bisa berhenti natap Winter yang duduk di sebelahnya.
"Mau tuker tempat?" bisik Chenle pelan menyadari raut wajah Winter sepertinya tidak nyaman.
"Boleh," Winter mengangguk, dia bersyukur Chenle yang nawarin duluan.
Winter tukeran duduk sama Chenle. Cowok itu menatap sengit ke Karina sebelum mendudukan bokongnya di kursi. Iseng dia juga ngeluarin jari tengahnya buat Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Winter [End]
FanfictionNa Jaemin x Kim Winter x Lee Jeno Judul sebelumnya : Gone "Gue kabulin apapun yang lo mau selain-" "Aku mau ciuman pertamaku sama kak Jaemin." *** "Gue sayang sama dia. Tapi gue cintanya sama lo." "Kakak ngomong apa barusan?" *** "520 artinya I love...