"Habis dari mana?" Shion tidak menjawab pertanyaan dari suaminya dan melewati Naruto begitu saja. Suaminya itu menatap ke arahnya yang kini sibuk membuka kulkas dan mencari sesuatu di sana. "Kau mabuk?"
Naruto cukup terkejut ketika mencium bau alkohol dari sang istri ketika wanita itu melewatinya. Masih tidak ada jawaban di sana. "Apa kau sedang berusaha mengabaikan ku?" suara dentingan gelas yang diletakkan Shion dengan kasar di atas meja makan membuat Naruto sedikit terkejut.
Wanita pirang itu kini berbalik dan menatap marah padanya, "Dari mana saja kau dua hari ini?" ucap wanita itu akhirnya.
Baiklah, ini pertama kalinya istrinya tampak marah kepadanya setelah sekian lama pernikahan mereka. Wanita yang terbiasa bersikap lembut padanya itu tampak menunjukkan sisi lain dari dirinya yang mungkin merupakan efek alkohol.
"Apa maksudmu? Aku sudah menghubungimu bahwa aku harus dinas luar kota."
"Dinas? Atau menemui dan mantan tunanganmu?!" Shion tiba-tiba menangis keras yang membuat Naruto gelagapan dan mendekat ke arah istrinya.
"Hey, tenanglah. Aku tidak mengerti maksudmu."
"Jangan berbohong!" untuk pertama kalinya wanita itu membentaknya, "Kenapa kau menemui wanita itu!? Kenapa kau mengkhianati aku?"
"Tidak ada pengkhianatan Shion!" Naruto menatap datar sang istri, "Jika yang kau maksud adalah aku yang bertemu dengan Hinata di department store, aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya dan membantu nya."
Wanita itu masih menangis, "Apa kau mencintaiku?" Naruto keluh untuk menjawab, "APA KAU PERNAH MENCINTAIKU SELAMA INI?"
Shion tertawa hambar tubuh nya terasa tak bertenaga, ia bersandar di meja untuk menopang tubuhnya. "Apa yang kurang dariku Naruto-kun?" Naruto menatap nanar wanita itu, "Aku selalu ada di sisimu, bahkan saat aku mengetahui semuanya. Saat kita bahkan tidak bisa memiliki anak, aku tetap bertahan. Kenapa kau tidak pernah mencoba untuk mencintaiku!?"
Naruto merasa tertampar dengan semua kata-kata itu, ia lalu menarik Shion untuk mendekap wanita itu meski sempat memberontak, "Maaf.. Maafkan aku." Naruto tidak melepaskannya. Melihat ini membuatnya benar-benar merasa bersalah pada Shion, ia bahkan sempat meragukan dan mencurigai Shion. Lebih parah lagi, ia bahkan sempat meminta Hinata untuk kembali padanya hanya karena spekulasi nya sendiri.
"Maafkan aku Shion." Wanita itu akhirnya membalas pelukan suaminya, "Aku akan mencoba memperbaiki ini." Perasaan takut akan melakukan hal yang sama, membuatnya mencoba untuk mempertahankan rumah tangga nya.
Ia takut jika sebenarnya ia hanya belum menyadari perasaannya pada Shion dan akan berakhir seperti dirinya dan Hinata di masa lalu. Meskipun sampai sekarang ia yakin bahwa dia belum mencintai istrinya, tetapi mungkin ia akan berusaha.
***
Kushina meminta izin pada Hinata untuk membawa Boruto berjalan-jalan keluar. Setelah dipersilahkan, ia pun membawa cucunya itu untuk pergi ke salah satu mall di kota mereka. Mall besar yang bagian dari aset milik keluarga Namikaze dan Uzumaki. Kedua orang nenek dan cucu itu mengelilingi mall dan menghabiskan waktu.
Seperti biasa, wanita sosialita itu membeli berbagai barang untuk dirinya dan juga Boruto. Saat Kushina tengah berada di salah satu toko perhiasan, wanita paruh baya itu sedang memilih kalung berlian untuk koleksi terbarunya.
Di sampingnya sang cucu berdiri menatap sekeliling, kini mata Boruto menatap penuh binar pada beruang besar lucu yang ada di tengah-tengah mall. Itu adalah salah satu maskot yang ada di tempat itu. Sepertinya banyak orang yang mengambil foto di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hati
FanfictionDisclaimer Naruto © Masashi Kishimoto All about Naruhina Oneshot, ficlet, drabble singkat Hasil imajinasi