It's You

1K 117 0
                                    

Terik matahari siang itu membuat peluh menetes di pelipis nya. Tangan putihnya terangkat untuk sedikit menyeka air itu. Mata Hinata menyipit ketika ia mencoba mendongakkan wajahnya, sepertinya ia sudah cukup lama berada hutan itu. Hinata melangkah mendekati keranjang rotannya yang berisikan berbagai tumbuhan herbal pesanan sang Ayah.

"Sepertinya hari ini sudah cukup."

Setelah seharian berkeliling hutan yang berada dekat rumah mereka, ia akhirnya memutuskan untuk kembali sebelum hari semakin sore. Memiliki ayah yang berprofesi sebagai seorang tabib membuat Hinata dan adik perempuannya memiliki jadwal rutin untuk mencari bahan kebutuhan untuk dijadikan obat-obatan, dan hari ini adalah giliran Hinata untuk pergi sedang sang adik membantu ayah di rumah sederhana milik mereka.

Sebelum sampai di rumah, Hinata menyempatkan singgah di sungai yang biasa mereka lewati. Gadis itu membasuh wajah untuk sedikit menyegarkan diri. Mata nya menatap sekeliling seolah mencari sesuatu atau seseorang di tengah keheningan hutan itu.

Helaan nafas terdengar dari nya, "Sepertinya ia tidak datang lagi hari ini."

"Siapa?"

"Astaga!!"

Gadis itu terlonjak kaget saat mendengar suara seseorang tepat di belakang telinganya. Hinata memberengut kesal pada pria yang kini tertawa di hadapannya.

"Kau seperti hantu!"

"Mana ada hantu tampan seperti ini."

Hinata berdecak kesal mendengar jawaban itu, ia lalu memilih untuk mengambil keranjang nya dan berjalan menjauh dari Naruto.

"Hey, Hinata. Peri hutan!" Hinata menoleh ke belakang dengan wajah tertekuk. "Oh, kau benar-benar marah."

Naruto dengan santai mengikuti Hinata dari belakang, "Jangan mengikutiku!"

"Aku tidak mengikutimu." Jawabnya dengan nada santai, pria dengan pakaian bangsawan itu sedang menggoda Hinata saat ini. "Kau merindukan aku kan?"

"Tidak." Naruto tersenyum miring mendengar jawaban gadis yang terus berjalan di depannya tanpa menengok ke arahnya.

"Tapi tadi kau bilang aku tidak datang lagi. Kau menungguku ya?"

Hinata menggigit bibir bawahnya gelisah, beruntung Naruto tidak dapat melihat wajahnya yang memerah malu karena merasa dipergoki. "Y-ya bukan kau."

Naruto kesulitan untuk menahan tawanya, sedangkan Hinata tiba-tiba saja mempercepat langkahnya. "Maaf, beberapa hari kemarin aku harus mengurus sesuatu jadi tidak bisa datang." Diam-diam Hinata mendengarkan apa yang dikatakan oleh temannya itu.

Teman? Ya, Naruto adalah teman Hinata yang ditemukannya beberapa bulan lalu dalam keadaan cukup memprihatinkan. Pria yang saat itu mengaku sedang melakukan perburuan harus terjebak di sisi jurang karena mendapatkan luka di kakinya. Hinata yang saat itu sedang melakukan rutinitasnya sehari-hari akhirnya membantu Naruto dan mengobati lukanya.

"Apa kau peri penunggu hutan?" ucap Naruto dengan mata yang terus menatap Hinata.

Hinata mengernyit kebingungan saat mendengar pertanyaan konyol dari Naruto. Pria yang ia yakini dari kalangan bangsawan di kota itu membuat Hinata menahan tawanya.

"Bukan. Aku Hinata, putri seorang tabib yang tinggal di dekat sini."

"Tabib?"

Hinata mengangguk sambil terus membalut luka di kaki Naruto dengan potongan kain yang ia robek dari gaun sederhananya, "Ayahku Hyuuga Hiashi. Kau kenal?"

"Hyuuga Hiashi!?"

Belum sempat Hinata menanyakan perihal keterkejutan Naruto, suara pacuan kuda terdengar mendekat ke arah mereka. Beberapa orang rombongan Naruto ternyata datang setelah berhasil menemukan pria itu.

Tentang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang