berubah ✔️

85.8K 6.5K 18
                                    

Haii, udah nungguin yaaa?

Gimana kabarnya nih?

Happy gak aku up😆?

Kita langsung aja ya ke ceritanya, oke?

"BRAKK" terdengar pecahan dari lantai bawah, cukup membuat kaget seisi kediaman.

Para pelayan telah keluar melihat apa yang terjadi, apakah ada sesuatu yang datang, para prajurit diluar kediaman telah masuk untuk mengecek suara apa yang begitu besar di dalam kediaman itu

" Apa yang terjadi?" Sellina pun berdiri di tengah tangga belum sepenuhnya turun ke bawah.

" Tak tahu nona, bunyi itu begitu besar" ucap para pelayan

" Apa hari itu... Hari ini" batin sellina

" Dimana ibuku?" Tanya sellina

" Diruangan nya Nona " sahut pelayan

Sellina tak lagi berjalan santai, ia melepaskan sepatunya yang tinggi dan mengangkat gaun yang ia pakai. Nyawa ibunya lebih penting sekarang.

Saat sampai diruangan ibunya, ia langsung membuka pintu, melupakan tata Krama bangsawan yang selama ini ia pelajari.

" Ibu..."

" T-tolong, s-sellina, t-t-tolong ibu..." Ibu Sellina telah terbaring dilantai dan tubuhnya telah berimbas dengan darah miliknya sendiri.

" Ibu... Ibu bertahanlah"

" CEPAT PANGGILKAN DOKTER"
Sellina berteriak membuat para pelayan bergegas untuk memanggil dokter.

Sekarang tubuh ibu Sellina telah berada di kamarnya, dipindahkan oleh beberapa prajurit. Saat dokter datang ia langsung menangani ibu Sellina.

Wajah doreba telah pucat, dan terlihat sangat kesakitan.saat dokter selesai menangani, ia menghampiri sellina.

" Tubuh duchess sangat lemah,  tikaman dari pisau kecil tersebut cukup banyak,jadi untuk sekarang pengobatan hanya bisa dilakukan jangka panjang untuk pemulihan. Ini tak akan menyebabkan kematian karena tak terdapat racun dari sayatan tersebut" ucap dokter

" Itu tak berbahaya bukan?" Sellina khawatir akan keselamatan ibunya

" Tidak. Duchess akan baik baik saja. Hanya butuh perawatan jangka panjang nona " ucap sang dokter

" Baiklah. Sabina antarkan dokter keluar"

" Baik nona. Silahkan dokter"
Sesudah Sabina dan dokter keluar, sellina langsung menghampiri sang ibu dan menggenggam tangan ibunya.
Ia tak ingin menyesal seperti dulu yang mengacuhkan ibunya saat sakit atau dalam keadaan buruk.

" Ibu.. cepatlah bangun. Aku... Menunggu mu Bu" dan sellina pun tertidur di samping kasur ibunya.

Pagi muncul, matahari terbit dan seorang gadis mengerjapkan matanya, merasa terganggu akan silaunya matahari.

" Egghhh" dengkuran halus terdengar

" S-sabina.." panggil sellina

Tak lama masuk Sabina ke dalam kamar duchess yang semalam ditempati sellina.

" Iya Nona. Anda butuh sesuatu?"

" Pukul berapa ini?"

" Sekitar pukul 8 nona "

" Baiklah. Siapkan air dan sarapan aku akan keluar sebentar lagi"

" Baik nona"

Sesudah Sabina keluar, sellina pun melihat sang ibu yang terbaring di kasur, belum sadarkan diri.

" Ibu cepatlah sadar atau tidak kakak akan memarahi ku " dilanjutkan mengecup punggung tangan sang ibu dan keluar dari kamar sang ibu.

" Pelayan" panggil sellina

" Iya Nona."

" Jaga kamar ibuku. Jangan meninggalkan nya. Apa kau mengerti?" Ucap sellina

" Mengerti. Nona "

" Hmm" dan berjalan menuju kamar tidurnya pasti saat kakaknya mendengar hal ini, ia akan kalang kabut berlari ke kamar ibunya.

" Sabina apakah sudah siap?" Saat sellina masuk ke kamarnya, ia melihat Sabina yang merapikan tempat tidurnya.

" Sudah nona. Saya akan membantu anda membersihkan tubuh."

" Tak perlu, jaga kamar ibuku sekarang, pergilah" ucap sellina dan berlalu ke kamar mandi nya.

Sabina pun menuruti perintah sellina sang nona muda argyll.

Tak lama setelah sellina membersihkan tubuh dan makan sarapanya. Benar dugaannya sang kakak pun datang, dengan suara  kuda yang bergemuruh.

"BRAKK" pintu kediaman didobrak

" SELLINA"  teriak sang kakak

" Kakak " sapa sellina dari atas tangga kamar ibunya.

" Apa yang terjadi? Kenapa ibu bisa seperti ini?" Tanya sang kakak. Ia adalah afraksa Emanuel argyll, calon Duke dimasa depan yang akan menggantikan duchess saat ini, ibunya.

" Ibu tertikam oleh pisau kecil dan mendapatkan beberapa sayatan di perutnya" jelas sellina

" Apakah dikediaman ini tak ada prajurit, sampai sampai penyusup bisa masuk?!!" Sahut raksa

" Tenanglah, lebih baik lihat ruangan ibu dulu. Baru kita cari tahu siapa yang berani menyusup ke dalam kediaman ini." Jelas sellina

Yahh sellina dari kemarin malam sangat ingin menangkap penyusup yang sudah membuat ibunya sekarat saat ini.

" Kakak ingin istirahat Dulu atau langsung?" Usul sellina

" Langsung, aku tak akan membuang waktu"

"Baiklah"

Merekapun bergegas ke ruangan ibu,atau kantor ibunya.sedangkan di kamar duchess ada Sabina yang menjaga nya.

" Meraka masuk lewat jendela?" Ucap raksa.

" Sepertinya begitu, dan langsung menikam ibu" ucap sellina sebenarnya dikehidupan sebelumnya ia tahu siapa penyusup tersebut, jadi ia langsung akan mencari barang bukti lalu ia akan memenjarakan orang tersebut.

" Kakak lihat, liontin keluarga Baron."
Sellina menunjukkan liontin yang terjatuh didekat jendela saat penyusup itu masuk. Benar penyusup itu adalah salah satu dari keluarga Baron.

" Baron flix, Ini bukankah liontin keluarga Baron flix?? " sahut raksa yang melihat liontin tersebut.

" Kak, ku rasa dia orangnya..."
" Bagaimana jika kau selidiki." Usul sellina, padahal memang Baron filx yang menyusup dikehidupan sebelumnya.

Ia hanya akan mempermudah penyelidikan ini karena di kehidupan yang dulu penyelidikan di lakukan hampir 2minggu dan sekarang akan terjadi dalam 3 hari.

" Baron flix, ku beri kau waktu 3 hari untuk hidup, jadi nikmatilah. Aku akan mempermudah hidupmu." Batin selliana

" Baiklah, akan ku selidiki. Jaga ibu baik baik. Tunggu aku pulang." Raksa memberikan kecupan di dahi adiknya dan bergegas pergi ke pengadilan untuk menuntut Baron flix atas kasus pembunuhan.

" Baik kak"

" Aku tak akan tinggal diam untuk orang yang ingin menghancurkan keluarga ku." Batin raska dan sellina

Karena udah baca, vote dan komen. Makasih bgt ya semuanya🙏🏻🙏🏻🙏🏻.

Makasih bgt ya.

Selalu tunggu updatean yg terbaru yaa

See you next part 🥰🥰❤️

I returned to my husband who I ignored [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang