Jangan lupa kasih vote yaaww. 🤩😉🥰
[MY HANDSOME BOSS, MY LOVER]
"Huuf,.." Karina menghembuskan napas besar, menatap cermin kamar mandi kamar rawat inap Naufla yang begitu luas nan mewah ini. Kedua tangannya mencengkeram seadanya pada meja keramik, matanya menatap lelah.Airmata kembali mengalir, mengalir begitu saja. Karina memilih menyendiri di sini, tak ingin menangis di tengah Raffi beserta dua anaknya, maupun para perawat serta dokter.
"Karinaa,.. huuft. Naufla anak kuat, okay? Naufla pasti sehat lagi, okay?" Gumam Karina gemetar mengelabui diri sendiri.
"Sssuut. Jangan nangiis. Pliis."
"Plis, Karina, pliiis!" Ucap Karina melangkah tak jelas dengan mata berusaha menutup, kedua tangannya membuka menjaga keseimbangan.
"Hiks. Hiks. Hiks." Karina sontak menutup kuat wajah cantiknya. Bahunya gemetar semakin hebat seiring berusaha menahan tangis.
"Hiks. Hiks. Naufla udah tidur, Naufla udah ga di IGD lagii. Hiks. Naufla udah masuk ke ruang inap. Hiks. Hiks. Sssuut. Pliis." Karina terus berbicara sendirian. Wajahnya memelas frustasi kala sulit mengendalikan hatinya yang mengendalikan tubuh. Ya, sesungguhnya Karina sangat hancur, sangat ingin menangis serta menjerit.
"Hiks. Hiks. Nonoof. Hiks," tangisannya iya tahan. Kini dirinya duduk di sisi bathtub mewah, lengan jaket milik Raffi itu ia gigit kencang.
"Nonoof, sayangnya bundaa. Hiks."
Karina menangis menutup mata. Bayang-bayang Naufla diraih kedalam dekapa Raffi begitu menghantui. Satu sisi wajah Naufla belumuran darah, seperti dicakar yang begitu rapat satu sama lainnya.
Wanita muda itu terus menangis, tak bisa lagi membendung semua. Rasa sayangnya terhadap bocah perempuan berusia 6 tahun itu begitu besar, sudah tak bisa lagi dijabarkan seberapa besarnya. Sesekali Karina menggeram, menggigit jaket tebal itu agar geraman kencangnya tak bisa didengar, membuat urat di sisi wajahnya yang dipenuhi keringat itu bermunculan dengan kentara.
"Karina, Karina,. Hei! Karina, wake up!" Tegur Raffi berlutut mengguncang dua sisi lengan Karina.
"Karina, you okay?" Tanyanya semakin kuatir.
"Karina, wake up! Naufla bangun, Naufla nyari kamu."
Dengan sabar Raffi berlutut, menelisik wajah cantik sembab yang tak kunjung membuka mata itu. Bahkan tak ada tanda-tanda Karina terganggu tidurnya. Karina membuat Raffi menunggu begitu lama.
"Eungh,.. mmmhh!" Erang Karina begitu saja. Terlihat pinggangnya melengkung ke samping, dua tangannya mengepal naik seiring menggeliat kecil.
"Whoam!"
Raffi mendengus kecil melihat Karina menguap sulit berhenti, satu tangan Karina membekap di sana.
"Bangun, Naufla tiba-tiba bangun, dia nyariin kamu, takut kamu ga ada." Raffi berpandangan lama. Karina mengedip berat seperti paham, namun pandangannya begitu kosong. Kepala Karina terlihat berat untuk bisa tegap.
"Nof-nofla? Dia bang-uunh?"
"Hei."
"Aaah!" Jerit Karina terkejut terkesiap mendapati teguran dari Raffi. Tiba-tiba saja Karina kehilangan kendali, bokongnya terus mundur hingga jatuh.
'Byurr!'
'Blup, blup, blup!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Boss, My Lover [ON GOING]
Ficción GeneralMenjadi seorang asisten pribadi dari anak berusia 16 tahun tidaklah mudah. Majikan kecil cantiknya itu manja, rewel, belum lagi dirinya yang sudah seperti babysitter untuk dua adik Florenzia. Nona mudanya itu bernama Florenzia Augusta Akbar, anak da...