Tsunami besar tiba-tiba menghantam dataran yang tengah ia singgahi. Bukan tsunami asli, ini ulah Jeno yang mengguncang tubuhnya untuk tersadar dari pulau kapuk. Jaemin mendumel pelan.
"Sayang, come on, mommy menyuruh kita untuk menghabiskan malam pertama di hotel" celetuk Jeno.
Jaemin dengan malas dan terpaksa harus membuka matanya. Jeno tersenyum lebar. Sekarang apa lagi yang ada di otak nya?
Jeno, kesambet apa sih?
"Lima belas menit lagi" leguh Jaemin. Memposisikan tubuhnya ke tengkurap.
Jeno melotot. "Gak! Bangun sayang"
Jadi, malam tadi Taeyong sengaja datang bersama Jaehyun. Dan membelikan tiket hotel untuk mereka berdua. Kata Taeyong, kapan lagi dia membuang-buang uang untuk memanjakan anak dan menantu nya. Jeno tak ambil pusing dan langsung mengiyakan ucapan orang tuanya saja.
"Yak!!" pekik Jaemin ketika ada beban di tubuhnya. Jeno menindih tubuhnya dengan tiduran di tubuh tengkurap Jaemin. "Jen, sadar diri. Tubuhmu jauh lebih besar dari pada aku!" sentak Jaemin.
Sialan dengan otak Jeno yang malah salah fokus ke bongkahan kenyal milik Jaemin yang berada di balik piyama berwarna pastel itu. "Makannya ayo bangun"
Mengusak wajahnya frustasi. "Ada apa sih memang nya? Jangan bilang mau ke hotel?!"
Jeno duduk, begitupun dengan Jaemin. Memainkan alisnya naik turun. "Iyalah, kemana lagi kita akan pergi"
"Astaga"
"Ingat, kau istriku Nana" ucap Jeno penuh penekanan.
Glek, Jaemin meneguk ludahnya kasar. Dia melirik sinis ke arah Jeno. "Terus?"
"Bunda Winwin sedang hamil, masa kau belum mau hamil anakku sih Na?" ucapnya geram tapi rada gemas karena melihat ekspresi melongo dari teman sekamarnya itu. "Gak tertarik hm?"
Atmosfer di sekitarnya mendadak panas. Jaemin tak menggubris dan malah beranjak dari kasurnya begitu saja.
Pintu kamar mandi tertutup. Jeno mengusap dada nya penuh sabar. "Emangnya nggak boleh gitu?"
Beberapa menit berlalu, Jaemin menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi. Jeno sudah siap sejak tadi, karena dia bangun lebih awal. Yang sekarang pria dominan itu lakukan adalah mengecek notifikasi di ponselnya. Nayeon mengiriminya pesan hampir sebanyak 20 kali, dan panggilan tak terjawab 14 kali.
"Jeno" panggil Jaemin.
Jeno reflex menoleh, keningnya mengkerut. "Ada apa?"
"A-anu. Handuk . . handuk disini basah semua" cicitnya pelan dengan wajah merah total.
"Lah," Jeno menyeringai. "Keluar aja, kan udah jadi suami istri" spontan Jeno tanpa melihat ekspresi Jaemin yang menahan malu.
"Gak mau! Buru ambilin"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] He Is My Wife - nomin || TERBIT
Ficção Adolescentefollow dulu sebelum baca! Jung Jaemin, salah satu mahasiswa yang sudah resmi menikah dengan pria bernama Jung Jeno. Kedua orang tuanya menjodohkan Jaemin dengan Jeno. Tidak ada yang menolak dengan pernikahan mereka, namun hanya kedua pihak keluarga...